Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Seorang Lelaki Menjadi Kolektor Jam

Kompas.com - 22/04/2008, 10:06 WIB

Jika perempuan memiliki gelang, kalung, cincin, dan anting sebagai perhiasan, maka 90 persen perhiasan pada laki-laki diwakili oleh jam tangan.

Saat laki-laki semakin mapan, maka tak sedikit dari mereka yang mulai beralih status dari sekadar penggemar jam tangan menjadi seorang kolektor.

Awalnya, yang dilakukan adalah melihat keadaan sekeliling dan mencari tahu jam apa yang sedang menjadi tren saat itu. “Saat mulai menjadi kolektor jam, biasanya para lelaki ini memiliki ikon untuk dijadikan kiblat atau barometer,” ujar Hendra selaku Corporate Sales & Promotion Services Watch World.

Setelah itu, biasanya mereka pun menggali sejarah dan filosofi dari sebuah jam. Jika sudah mulai memahaminya, tak jarang para kolektor ini mulai berburu jam dengan kategori heritage collection dan limited edition untuk diwariskan pada anak cucunya kelak.

Dalam memilih jam, harus diakui jika sampai saat ini ETA (Swiss movement) tetap menjadi favorit. Namun selain movement, para kolektor ini biasanya juga mempertimbangkan jenis mechanical yang terdapat pada jam tersebut, apakah itu chrono, dual time, navigator, atau diving.

Selanjutnya, jenis dan kondisi tali juga menjadi bahan pertimbangan dalam memilih jam. Sejauh ini, jenis tali yang paling diminati adalah croco genuine leather dengan proporsi 90% kulit croco.

Layaknya perhiasan, untuk perawatan jam jauhkan dari semprotan parfum dan setelah dipakai selalu simpan jam dalam kotak khusus yang menyertainya. Satu hal lagi, simpan selalu kartu garansi yang akan sangat berguna untuk perawatan jam di authorized boutique atau dealer seperti halnya longines yang memberikan servis ganti jam baterai seumur hidup.

Kalau sudah kadung cinta, harga ratusan juta tidak lagi menjadi masalah. Bahkan tak sedikit yang menjadikan jam sebagai suatu investasi, seperti halnya Rolex, Patek Philippe, dan Omega. Jadi jangan heran kalau jam-jam ini lebih sering berada di safe deposit box ketimbang dipakai untuk harian.

(AYA-Tim Iklan Kompas)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com