Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolok Ukur Sukses BLT Belum Jelas

Kompas.com - 27/05/2008, 20:08 WIB

 

BANDUNG, SELASA - Kesuksesan penyaluran bantuan langsung tunai atau BLT bukan semata-mata pada jumlah pencapaian target penyaluran. Pemerintah harus menerapkan kriteria yang jelas untuk menakar kesuksesan program BLT.

Demikian diungkapkan pengamat ekonomi Universitas Pasundan Acuviarta, Selasa (27/5) di Bandung. Menurut Acuviarta, indikator kesuksesan BLT tidak jelas karena jika kesuksesan program BLT hanya diukur berdasarkan nominal jumlah uang yang dikucurkan, maka tolok ukur tersebut tidak akan menggambarkan peningkatan ekonomi maupun kesejahteraan masyarakat.

"Sejak awal, program BLT tidak direncanakan secara matang. Karena itu, pemerintah di tingkat lokal baik para bupati, lurah, maupun ketua RT dan RW harus menanggung berbagai macam konsekuensi," kata Acuviarta. Karena BLT tidak direncanakan sejak awal, maka para pemimpin masyarakat harus menanggung protes, penolakan, bahkan pengurangan jatah BLT dan kemudian mengalihkannya ke rumah tangga lain yang menuntut bantuan serupa.

Menurut Acuviarta, pemerintah harus merencanakan secara matang segala macam program pemberdayaan masyarakat. Sehingga, program subsidi pemerintah dapat dimanfaatkan secara optimal dan mampu memberikan nilai tambah.

Deputi Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bidang Kemiskinan, Ketenagakerjaan, dan Usaha Kecil Menengah Prasetyono Wijoyo mengatakan, pada tahun 2005 hanya terjadi sekitar lima persen hingga enam persen kegagalan dalam penyaluran BLT. Sekitar 95 persen penyaluran BLT mencapai sasaran. "Seharusnya keberhasilan ini yang disoroti dan bukan sebagian kecil kegagalannya saja," kata Prasetyono.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu juga mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, berdasarkan hasil survei 56 perguruan tinggi negeri dan swasta, sekitar 90 persen penyaluran BLT kepada sekitar 19,1 juta rumah tangga tepat sasaran. "Mereka menggunakan dana tersebut untuk mencukupi kebutuhan pokok mereka," ucap Mari Elka.(A01)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com