Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejolak Rupiah, Pemerintah Masih Percaya Diri

Kompas.com - 21/11/2008, 06:06 WIB

JAKARTA, JUMAT - Meskipun nilai tukar rupiah masih mengalami pelemahan terhadap dollar AS, pemerintah masih percaya diri. Sementara Bank Indonesia dengan seluruh instrumen yang dimiliki akan melakukan sejumlah upaya agar rupiah tak bergejolak sangat cepat.

”Rupiah memang terkoreksi. Tetapi, rupiah bukan satu-satunya yang terkoreksi. Bahkan, won Korea terkoreksi lebih dalam daripada rupiah. Pemerintah mengharapkan tidak ada gejolak terlalu tinggi. Bank Indonesia akan berupaya agar rupiah tak cepat melonjak-lonjak,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan Anggito Abimanyu dalam jumpa pers di Istana Wapres, Jakarta, Kamis (20/11) kemarin.

Menurut Anggito, dalam rapat yang membahas soal kondisi ekonomi itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla, sejumlah menteri, dan pejabat tinggi mendapat penjelasan dari Gubernur Bank Indonesia Boediono tentang terkoreksinya nilai tukar rupiah. Rapat dihadiri, antara lain, Pelaksana Jabatan Menko Perekonomian yang juga Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil, dan Menteri Perindustrian Fahmi Idris.

Pada perdagangan di pasar spot antarbank, Kamis, rupiah ditutup pada level Rp 11.945 per dollar AS, menguat 55 poin dibandingkan dengan penutupan sehari sebelumnya yang Rp 12.000 per dollar AS. Namun, di tengah perdagangan, kurs sempat menyentuh level Rp 12.440 per dollar AS.

Bukan cuma rupiah, pada perdagangan kemarin, kurs rupee India juga melemah tajam. Demikian pula kurs won Korea turun lebih dari 4 persen karena ketakutan bahwa perekonomian Korea Selatan yang sangat bergantung pada ekspor sangat rentan terhadap krisis. Satu dollar AS setara dengan 1.432,5 won, kurs terendah dalam 11 tahun terakhir. Diperkirakan kurs dollar AS akan bergerak antara 1.420 won dan 1.480 won.

Adapun kurs rupee mencapai titik terendah dalam sejarah terhadap dollar AS. Satu dollar AS setara dengan 50,01 rupee. Itu merupakan pertama kali kurs dollar AS ditutup di atas level 50 rupee.

Bahas empat hal

Lebih jauh, Anggito menjelaskan, selain soal gejolak rupiah, rapat juga membahas empat hal, yaitu kondisi makroekonomi, penggunaan APBN sebagai instrumen stimulus ekonomi, mempercepat dan memaksimalkan proyek infrastruktur, dan kerja sama internasional multilateral serta bilateral.

Menurut Anggito, makroekonomi 2008 masih sesuai target dengan pertumbuhan rata-rata per tahun 6,2 persen dengan perlambatan di kuartal III dan IV. ”Untuk 2009, kami akan melihat seluruh perkembangan ekonomi dunia. Ada kemungkinan untuk mengoreksi pertumbuhan ekonomi 6 persen,” ujarnya.

Koreksi juga akan dilakukan untuk sejumlah indikator ekonomi, seperti nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, suku bunga, pasar surat utang negara, dan pasar modal. APBN 2008 juga dinilai aman dengan target pencapaian penerimaan naik 5 persen di atas APBN-P.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com