Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semua Jalur Pendakian Gunung Slamet Ditutup

Kompas.com - 22/04/2009, 17:23 WIB

PEMALANG, KOMPAS.com — Intensitas gempa permukaan di Gunung Slamet, Jawa Tengah, meningkat hingga mencapai 203 kali, selama kurun waktu 24 jam, sejak Selasa (21/4) hingga Rabu (22/4) pukul 06.00. Selain itu, muncul hembusan asap putih tebal, dengan ketinggian mencapai 800 meter. Dengan kondisi tersebut, semua jalur pendakian di Gunung Slamet ditutup untuk sementara waktu.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Sukedi, Rabu (22/4), mengatakan, sejak Selasa sekitar pukul 12.00, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung menaikkan status Gunung Slamet dari normal menjadi waspada.

Selain kenaikan intensitas gempa permukaan (gempa yang diduga terjadi pada dasar permukaan kawah), alat pada pos pengamatan juga merekam adanya gempa tremor vulkanik, yang diduga disebabkan perubahan konsentrasi gas. Gempa tremor vulkanik yang terekam memiliki amplitudo 0,5 hingga 10 milimeter dan 0,5 hingga 2 milimeter. "Kedua gempa itu sama-sama tidak dirasakan, tetapi terekam oleh alat," ujarnya.

Berdasarkan catatan di pos pengamatan, suhu kawah juga naik dari semula 100 hingga 200 derajat celsius menjadi 701 derajat celsius. Pada Rabu dini hari, juga terjadi hujan abu yang berlangsung sekitar lima menit.

Dengan kondisi tersebut, saat ini lima jalur pendakian Gunung Slamet, yaitu jalur Bambangan di Purbalingga, jalur Guci dan Bumijawa di Kabupaten Tegal, jalur Gambuhan di Pemalang, serta jalur Baturaden di Purwokero ditutup untuk sementara waktu.

Menurut Sukedi, status waspada masih akan berlaku untuk jangka waktu yang belum dipastikan. "Kami tetap memantau selama 24 jam, melihat keadaan dan perubahan dari hari ke hari," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com