Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Status Gunung Slamet Masih Waspada

Kompas.com - 23/04/2009, 20:45 WIB

PEMALANG, KOMPAS.com — Intensitas gempa permukaan di Gunung Slamet, Jawa Tengah, masih tinggi, mencapai 163 kali selama kurun waktu 24 jam antara Rabu hingga Kamis (23/4) sekitar pukul 06.00. Selain itu, alat pada Pos Pengamatan Gunung Api Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, juga masih merekam adanya gempa tremor vulkanik, dengan amplitudo antara 0,5 hingga 2 milimeter. Hingga saat ini, status gunung tersebut masih dinyatakan waspada.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Sukedi, Kamis (23/4), mengatakan, meskipun masih tinggi, intensitas gempa permukaan mulai menurun bila dibandingkan satu hari sebelumnya, yang mencapai 203 kali.

Suhu kawah dan suhu mata air panas di kawasan obyek wisata Guci juga relatif masih sama dengan hari sebelumnya. Hanya saja, muncul asap putih kehitam-hitaman, dengan ketinggian mencapai 800 meter.

Padahal sebelumnya, asap yang muncul hanya berupa asap putih tebal. Munculnya asap kehitam-hitamaan, diperkirakan karena pengaruh kenaikan tekanan magma. "Saat ini kami masih terus memantau perkembangan setiap hari," ujarnya.

Bau belerang

Sementara itu, masyarakat pada empat desa di Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, mulai mencium bau belerang di wilayah mereka. Keempat desa tersebut meliputi Desa Igir Klanceng, Dawuhan, Sridadi, dan Batur Sari.

Kepala Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, Perlindungan Masyarakat Kabupaten Brebes, Rais Khana mengatakan, saat ini pihaknya menetapkan status siaga satu untuk dua kecamatan yang berada di kaki Gunung Slamet, yaitu Kecamatan Sirampog dan Paguyangan.

Selain karena kedua kecamatan tersebut berada di kaki Gunung Slamet, penetapan status siaga satu karena munculnya bau belerang pada empat desa tersebut. "Kami menyiapkan camat, satuan pelaksanaan penanggulangan bencana untuk piket selama 24 jam," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com