Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa di Gunung Slamet Reda, tapi Tetap Waspada

Kompas.com - 24/04/2009, 03:18 WIB

BANYUMAS, KOMPAS.com - Intensitas gempa di Gunung Slamet sejak Kamis (23/4) mulai turun dibanding hari-hari sebelumnya. Namun demikian, masyarakat diminta untuk tetap waspada karena letupan asap tebal berupa material debu vulkanik masih keluar.

Kepala Bidang Geologi Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Kabupaten Banyumas, Djunaedi, Kamis, mengungkapkan, selama hari Kamis terjadi 163 gempa. Intensitas tersebut lebih sedikit dibanding hari Rabu yang sebanyak 209 gempa.

Gempa ini belum dapat dirasakan masyarakat sekitar gunung, dan hanya dapat diketahui dari catatan seismograf di Pulosari, Pemalang. "Meskipun turun, statusnya masih waspada," ujar Djunaedi.

Sekitar pukul 01.00 Kamis, dari kawah Gunung Slamet keluar asap tebal berwarna pekat yang membumbung hingga setinggi 800 meter. Asap tebal tersebut berupa debu vulkanik.

Debu tersebut condong melayang ke arah utara dan barat, yaitu ke wilayah Tegal dan Brebes sehingga sebagian masyarakat di dua daerah itu sempat mencium bau belerang dan merasakan debu di udara.

Pada pagi hingga siang sekitar pukul 11.00, bumbungan asap tebal pekat dari kawah Gunung Slamet masih kelihatan. Namun demikian, keluarnya asap tersebut tak disertai suara letusan apapun.

Menurut Djunaedi, kemungkinan terjadinya letusan sangat tergantung kepada penambahan energi di bawah kawah. Bila tambahan energi dari dalam dapur magma itu mampu menjebol keluar material di permukaan kawah, letusan besar pun bakal terjadi.

"Karena itu, kami terus memantau aktivitas vulkanik ini. Sejauh ini yang terlihat baru asap tebal pekat yang keluar. Kita tentu berharap segera reda kembali menjadi aktif normal," kata dia.

Pada keadaan aktif normal, tidak pernah keluar asap tebal pekat seperti beberapa hari terakhir. Biasanya, yang keluar dari bibir kawah hanya kepulan asap berwarna putih.

Dari hasil pengukuran suhu air yang bersumber dari Gunung Slamet, terjadi kenaikan suhu rata-rata tiga derajat selsius. Pengukuran suhu itu dilakukan di sejumlah titik di antaranya di Baturraden, Banyumas, dan Guci, Tegal.

Aktivitas masyarakat di sekitar Gunung Slamet masih normal. Tempat-tempat wisata yang berada di lereng gunung tertinggi di Jateng itu masih seperti hari-hari sebelumnya. Ini seperti terlihat di kawasan wanawisata Baturraden.

"Saya membaca koran katanya Gunung Slamet mau meletus. Tapi di sini rasanya masih aman-aman saja, tidak ada tanda apa-apa," ujar Sardini (46), warga Desa Kemutuk Lor, Baturraden.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com