Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia-Malaysia Harus Telusuri Akar Konflik

Kompas.com - 11/09/2009, 02:55 WIB

Pemerintah Indonesia dan Malaysia diminta untuk menelusuri akar konflik yang memicu memburuknya hubungan kedua negara akhir-akhir ini.

"Akar masalahnya mesti ditelusuri dan dipecahkan bersama. Misalnya soal klaim Tari Pendet, klaim produk budaya lainnya, termasuk penistaan lagu Indonesia Raya," kata Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang, Prof. Dr. H. Sirajuddin Zar, di Padang, Kamis.

Dia menegaskan, apabila terbukti melakukan kesalahan dan kelalaian dari kasus-kasus tersebut, pemerintah Malaysia harus meminta maaf dengan disertai pernyataan menyesal tidak akan melakukan lagi perbuatan seperti itu. "Namun, kalau sekedar ucapan maaf, tidak bisa diterima," ujar Sirajuddin.

Menurut dia, memburuknya hubungan Indonesia-Malaysia sebenarnya juga membawa manfaat bagi Indonesia dalam menata bangsa ke depan.

"Selama ini kita menganggap produk budaya kita tidak penting. Namun, setelah diklaim bangsa lain, budaya itu menjadi perhatian," katanya.

Menyangkut aksi "sweeping" terhadap warga Malaysia di Jakarta oleh sejumlah kelompok beberapa waktu lalu, Sirajuddin mengatakan, "Masyarakat kita begitu mudah dihasut."

Hal itu, kata dia, disebabkan ekonomi bangsa yang tidak stabil. "Ekonomi itu kunci dari stabilitas suatu bangsa. Apabila ekonomi tidak kuat, pemerintah mudah goyang, DPR goyang, dan masyarakat tidak memiliki pegangan lagi, sehingga mudah terombang-ambing," ujarnya.

"Negara kita negara yang besar, memiliki penduduk nomor tiga terbesar di dunia. Kalau kita sungguh-sungguh, produksi bangsa ini sebenarnya tidak perlu dijual keluar karena bisa dipasarkan di dalam negeri. Untuk mendorong peningkatan ekonomi dibutuhkan kesungguhan pemimpin bangsa ini," katanya.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta,  menyesalkan adanya operasi "sweeping" terhadap warga Malaysia oleh sejumlah kelompok orang beberapa waktu lalu.

"Saya berharap jangan ada tindakan yang eksesif dari sebagian kita, apalagi tindakan melawan hukum seperti ’sweeping’ warga negara Malaysia. Sweeping itu bukan langkah yang terbaik," kata Presiden Yudhoyono saat membuka sidang kabinet paripurna di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, operasi "sweeping" justru akan menimbulkan masalah baru karena pemerintah telah menjalankan tugasnya terhadap Malaysia dengan melakukan protes dan beberapa aksi diplomasi.

Hubungan Indonesia-Malaysia belakangan ini semakin memburuk, menyusul klaim budaya Indonesia oleh Malaysia, dan masalah plesetan lagu Indonesia Raya melalui sebuah situs asal Malaysia. (003)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Internet
CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

e-Business
'Fanboy' Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

"Fanboy" Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

e-Business
WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

Software
Steam Gelar 'FPS Fest', Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Steam Gelar "FPS Fest", Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Game
AMD Umumkan Prosesor Ryzen Pro 8000, Bawa AI ke Laptop dan Desktop

AMD Umumkan Prosesor Ryzen Pro 8000, Bawa AI ke Laptop dan Desktop

Hardware
Samsung S22 Series, Tab S8, Z Fold 4, dan Z Flip 4 Kebagian Galaxy AI Bulan Depan

Samsung S22 Series, Tab S8, Z Fold 4, dan Z Flip 4 Kebagian Galaxy AI Bulan Depan

Software
Kominfo Sebut Game Bermuatan Kekerasan Bisa Diblokir

Kominfo Sebut Game Bermuatan Kekerasan Bisa Diblokir

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com