Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
RIM di Indonesia

PKS: Kita Jangan Mau Jadi Sapi Perah

Kompas.com - 11/01/2011, 11:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera Mahfudz Siddiq menilai persoalan Research in Motion selaku penyedia layanan BlackBerry bukan hanya soal penyaringan konten pornografi, melainkan lebih pada prinsip keadilan investasi dan usaha di Indonesia.

"Jadi, kasus RIM ini bukan sekadar masalah filtering porno, tetapi keadilan usaha. Jangan seenaknya kita jadi sapi perah," ungkapnya kepada wartawan, Selasa (11/1/2011).

Menurut Wakil Ketua Komisi I DPR ini, meski pengguna BlackBerry di Indonesia sudah mencapai 2,5 juta orang, RIM tidak membawa manfaat ekonomi yang berarti bagi Indonesia, termasuk penyerapan tenaga kerja yang tidak signifikan. Apalagi, pihak RIM tidak menanamkan investasi apa pun di dalam negeri, selain hanya memasarkan produk.

Padahal, pendapatan RIM bisa mencapai 7 dollar AS per pengguna setiap bulannya atau sekitar 17,5 juta dollar AS untuk operator yang beroperasi dari Kanada ini.

Mahfudz bahkan menghitung dalam setahun keuntungan RIM dari pasar Indonesia mencapai 122 juta dollar AS per tahun. Semuanya masuk ke Kanada karena RIM bukan obyek pajak di Indonesia.

"Jadi tuntutan pemerintah dan Menkominfo agar RIM menjalankan peraturan perundang-undangan adalah untuk kepentingan nasional dan agar tidak terjadi diskriminasi dengan provider telekomunikasi lain yang ada di Indonesia," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com