Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BT Lim: SDM Diperkuat, Indonesia Unggul di Bidang TI

Kompas.com - 05/03/2011, 14:30 WIB

 KOMPAS.com -  Nama BT Lim sudah lama dikenal dalam dunia usaha teknologi informatika. Ia pernah menjabat Managing Director PT Digital Equipment Corporation, yang pada waktu itu perusahaan komputer nomor dua terbesar di dunia.

BT Lim juga pernah menjabat CEO Compact, CEO Hewlett Packard (HP), CEO PT Mobile-8 Telecom (Fren), dan terakhir Deputy President Director PT Smart Telecom (yang kemudian berubah menjadi SmartFren.

Setelah pensiun dini dari SmartFren Februari 2011 ini, kemana gerangan BT Lim yang sudah 39 tahun bekerja sebagai profesional, bekerja 15 jam sehari, dan 27 tahun di antaranya menjadi orang nomor satu dalam perusahaan?

BT Lim lahir di Palembang, 14 Agustus 1950 sebagai anak kelima dari tujuh bersaudara. Ayahnya advokat terkenal, Mr Lim Tjong Hian, dan salah satu pendiri Universitas Sriwijaya Palembang. Setelah lulus SMA Xaverius I Palembang tahun 1968, BT Lim melanjutkan pendidikan ke Institut Novi (sekarang universitas) di Amsterdam, Belanda, dan mengambil jurusan ilmu komputer. Lim termasuk angkatan pertama dan juga orang Indonesia pertama yang mengenyam pendidikan komputer di Belanda yang paham bahasa mesin.

Selama 20 tahun di Belanda, BT Lim sempat bekerja di supermarket terbesar di Belanda, Co-op Nederland, lalu di Universitas Katolik Nijmegen, dan bekerja di kantor Pemerintah Belanda.

“Kita dapat memetik pelajaran bahwa Pemerintah Belanda tidak melihat nasionalitas seseorang dalam mempekerjakan pegawai tetapi melihat kemampuannya,” kata BT Lim. Tahun 1979, Lim dan istrinya Alien kembali ke Indonesia. Lim menikahi Alien di Belanda tahun 1976. Ayahnya yang bekerja sebagai ahli hukum di Universitas Katolik Nijmegen, meninggal dunia di Belanda pada usia 72 tahun.

Berikut ini wawancara eksklusif Robert Adhi Kusumaputra dari Kompas.com dengan BT Lim saat makan pagi bersama di Hotel Four Seasons Jakarta, Jumat (4/3/11).

Anda termasuk orang Indonesia pertama yang belajar ilmu komputer di Belanda. Setelah kembali ke Indonesia, apa yang Anda kerjakan? Saya sebetulnya nekad balik ke Jakarta karena saya tidak punya pekerjaan. Tapi baru enam hari di Jakarta, saya bertemu pimpinan Metrodata yang kemudian menawarkan saya bekerja di sana. Saya menjadi General Manager Metrodata. Enam bulan kemudian, saya langsung menjabat Managing Director Metrodata Indonesia, perusahaan yang bergerak dalam bidang industri informatika, hardware maupun software, pemegang merk antara lain Epson dan Apple. Saya lima tahun di Metrodata.

Setelah itu, Anda masuk Astra? Saya masuk Astra Internasional tahun 1991, membawa merek Peugeot. Setelah itu saya pindah ke Astra Graphia Information Technology dan PT Digital Astra Nusantara, perusahan patungan Astra dan Digital Equipment Corporation, perusahaan nomor dua terbesar di dunia dalam bidang komputer besar.

Waktu saya masuk, perusahaan itu nyaris bangkrut dan dipimpin orang asing. Saya diminta Presiden Direktur Astra Internasional Pal Teddy Rachmat untuk menyelamatkan investasi Astra Digital. Setelah satu tahun saya pimpin, perusahaan yang rugi itu menjadi untung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com