Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PEMILU ELEKTRONIK DI ESTONIA

Belajarlah dari Estonia

Kompas.com - 09/03/2011, 13:04 WIB

KOMPAS.com — Ongkos yang dikeluarkan untuk pemilihan umum harus diakui sangat besar. Dengan model pemilu tradisional, struktur biaya operasional memang tak bisa dipangkas. Sesungguhnya teknologi dapat mengurangi risiko biaya yang besar tadi. Seperti yang dilakukan di Estonia. Negara republik yang mengusung demokrasi konstitusional ini sejak 10 tahun silam telah memberdayakan IT sebagai basis untuk melaksanakan pemilihan umum.

Dalam kurun empat tahun sejak digagas, proyek pemilu elektronik (electronic voting) itu segera diaplikasikan pada masa pemilu 2005. Sebanyak 9.317 pemilih, waktu itu, memberikan hak suaranya lewat internet. Jumlah ini memang sangat sedikit dibandingkan jumlah total pemilih yang mencapai 1.059.292 orang dalam kondisi mereka yang menggunakan haknya mencapai 502.504 orang alias hampir 50 persen.

Dengan sistem yang rapi dan akurat, e-voting lalu dipercaya, baik oleh pemilih maupun yang dipilih. Maka, dua tahun kemudian, ketika melangsungkan e-voting untuk parlemen (2007), para pemilih yang memanfaatkan internet pun meningkat berkali lipat. Tahun itu jumlahnya mencapai 30.275 penduduk. Dengan kata lain, dari 30 penduduk yang punya hak, satu di antaranya telah menggunakan pemberian suara melalui internet.

Yang seru dari model pemilihan umum internet ini adalah pada cara memilih. Voting dunia maya dibuka sejak awal, selama empat hingga enam hari sebelum hari pemilihan. Artinya, pada masa tersebut, pemilih bisa menjajal internet dan menentukan pilihannya beberapa kali. Mereka tentu saja masih diberi kesempatan untuk menilai apakah pilihannya memang seratus persen benar. Sampai akhirnya sampai pada menentukan calon pemimpin yang akan dihitung.

Tahun 2009, setelah melalui beberapa penyempurnaan, e-voting digelar lagi. Kali ini e-voting untuk menentukan presiden. Lagi-lagi warga mulai paham betapa lebih efisien dan efektifnya cara ini. Hasilnya, jumlah pemilih lewat internet naik jadi 104.415 orang. Artinya, 9,5 persen penduduk sudah melek cara e-voting dan tak ragu lagi.

Dari komputer lantas berkembang ke ponsel. Tempo hari, operator seluler Estonia, EMT, telah merancang sebuah sistem mobile voting yang dapat dilakukan lewat ponsel. Layanannya tak hanya itu. Konsumen alias penduduk dapat pula menyimak hasil pilihannya pada pemilu sebelumnya.

EMT mengembangkan apa yang disebut dengan Mobile ID-Service. Layanan ini memungkinkan verifikasi KTP pengguna lewat internet dan mendeteksi tanda tangan, yang akan menjadi bukti keabsahan setiap pemilih.

"Teknologi terus berkembang. Ponsel kini dapat digunakan untuk memastikan sebuah tanda tangan pengguna dan menggantikan tanda tangan di atas kertas. Kami bangga mengenalkan layanan mobile untuk pemilu elektronik. Mobile ID juga dapat dipakai untuk layanan elektornik lainnya di Estonia," ujar Hakan Dahlstrom, Presiden Mobile Service EMT.

Menteri Urusan Ekonomi dan Komunikasi Estonia Juhan Parts bahkan menyambut gembira rencana ini. "Ini adalah langkah berikutnya untuk menciptakan pengembangan teknologi pro di negara kami," ujarnya.

Mobile ID di Estonia sendiri sudah dipakai untuk beberapa keperluan, termasuk e-Banking dan e-Tax. Sekarang hal itu memasuki ranah pemilihan umum. Jadi, penduduk Estonia bisa memilih presidennya dari kamar mandi. (ANDRA/FORSEL)

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal Rilis Game terbaru Hoyoverse Bocor di App Store

Tanggal Rilis Game terbaru Hoyoverse Bocor di App Store

Game
Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

e-Business
Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

Internet
Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Internet
Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

e-Business
Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Gadget
WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

Internet
Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

e-Business
Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan 'Sensa HD Haptics'

Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan "Sensa HD Haptics"

Gadget
10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

Gadget
Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Gadget
Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai  'Circle to Search' Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai "Circle to Search" Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Software
Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

e-Business
Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Game
Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Software
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com