Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pecah Kucha Jakarta vol 9

Berbagi Kisah Kreatif di Ranah Digital

Kompas.com - 08/07/2011, 18:18 WIB

KOMPAS.com - Sebelas orang pelaku bisnis kreatif berbagi cerita dalam Pekan Produk Kreatif Indonesia (PPKI) 2011. Bertempat di zona Indonesia Kreatif Jakarta Convention Center, mereka menceritakannya dalam Pecha Kucha Jakarta volume 9, Kamis (8/7/2011).

Pecha kucha adalah event networking yang pertama kali digagas di Jerman oleh Astrid Klein dan Mark Dytham. Pecha Kucha hadir pertama kali di Indonesia pada 10 Maret 2009. Kota pertama yang mengadakan Pecha Kucha adalah Bandung. Sedangkan Jakarta merupakan kota kedua penyelenggaraan pecha kucha di Indonesia yang digagas oleh Sharon Isabella, Dian Guritno dan Nadine Freischlad.

Konsep yang dimiliki Pecha Kucha tergolong unik karena menggunakan sistem 20x20, yaitu 20 pembicara yang mewakili komunitasnya atau usaha kreatifnya akan berbagi cerita, masing-masing mendapat jatah 20 slide dan waktu presentasi hanya 20x20 detik. Konsep ini menantang pembicara untuk lebih efisien menggunakan slide presentasi dan memanfaatkan waktu yang singkat untuk memperkenalkan diri.

Namun, keterbatasan waktu tidak memungkinkan untuk menghadirkan 20 pembicara pada PPKI 2011. Maka hanya 12 pembicara yang hadir, dikurangi seorang pembicara yang berhalangan hadir, sehingga hanya 11 pembicara yang memaparkan konsep komunitas dan usaha kreatif yang dirintisnya.

Pembicara pertama adalah Marlin Sugama, co founder Main Studios, sebuah game developer. Marlin membagikan cerita seputar usaha pertamanya membangun game di tahun 2001 yang ternyata gagal. Tahun 2007 Marlin mencoba menciptakan karakter Hebring dalam komik, yakni superhero asli Indonesia. Komik Hebring awalnya hanya ditawarkan secara gratis bagi siapapun yang ingin melihatnya, tapi sekarang sudah diproduksi secara massal dan dijual di toko buku Gramedia. Ia juga membuat merchandise Hebring yang ternyata cepat sekali habis di pasaran. Kesuksesan tersebut kemudian membawanya kembali ke dunia bisnis game dan menciptakan 20 game yang sekarang merambah mancanegara.

Pembicara kedua adalah Vincentius Hening WL, co founder dan CMO Agate Studio, sebuah game developer. Ia membagikan pandangannya tentang game, yakni gabungan antara kesenangan dan antusiasme positif. Game menurutnya mampu memberikan kesenangan dan positivisme tersendiri bagi para pemainnya, karean tiap level pasti menantang pemain untuk berpikir mencari solusi. Game adalah sesuatu yang menantang yang bisa memacu seseorang menjadi lebih kompetitif. Itu sebabnya selain bermain, ia juga senang membangun game dengan kreatifitas sendiri. Game yang telah dikembangkannya saat ini sangat banyak dan beragam, termasuk Farmville di jejaring sosial Facebook.

Pembicara ketiga adalah Anto Motulz yakni seorang seniman komik. Semua komik karyanya tidak lepas dari unsur kreatifitas menggabungkan banyak medium. Ada orang yang hanya bisa menggambar atau melukis dengan pensil saja, dengan kanvas dan kuas saja, atau bahkan dengan program komputer saja. Anto mampu menggabungkan semua medium menjadi sarana baginya untuk berekspresi. Ia biasanya menggambar sketsa menggunakan pensil, lalu mewarnainya dengan program Photoshop. Ia juga bisa menggabungkan goresan pensil dengan kuas, pensil dengan spidol, atau kuas dengan pensil. Menurutnya masing-masing medium memiliki karakter tersendiri yang jika digabungkan akan menghasilkan komik yang unik. Salah satu komik yang perna ia ciptakan adalah komik Kapten Bandung (1995) dan Molotov Indie-komik (1996).

Pembicara keempat adalah Dien W yang merupakan founder www.altermyth.com sebuah game daveloper. Altermyth didirikan tahun 1999 dengan sedikit orang yang terlibat. Dien percaya, semakin sedikit orang yang terlibat akan memperkecil resiko perselisihan. Ia mendirikan game flash yang tersedia di berbagai platform perangkat bergerak. Game LILO yang kini banyak dimainkan di Indonesia adalah game yang dikembangkan Altermyth. Game developer ini juga sering mendapat pesanan game untuk kegiatan periklanan. Harapannya ke depan adalah ia ingin membuat studio yang sustainable.

Pembicara kelima adalah Ramadona Samita, co founder Komodoz. Ia membagikan tips bahwa membangun game itu harus selalu up to date dan harus banyak mengikuti berbagai forum dan pertemuan komunitas untuk bisa saling berbagi dan mengkreasikan ide. Prinsipnya dalam mengembangkan game selama ini adalah "making this happen and enjoying the moment".

Pembicara keenam adalah Kris Antoni, pendiri Toge Production, sebuah game developer. Ia menggunakan nama Toge karena mudah diingat dan jika dilafalkan oleh orang asing menjadi sangat lucu dan unik. Toge production pernah membuat game khusus untuk orang tuli untuk belajar bicara. Setelah itu, Toge juga memproduksi game Zombie dan game Hello untuk Xbox. Kris menceritakan bagaimana Toge dimulai dari nol, hanya berbekal laptop dan pinjaman uang ketika dibangun, hingga akhirnya sukses. Kris juga pernah bertemu dengan CEO Mochi Media, yang kemudian memberikan dana utk mengembangkan game Planetary Conflict, yang kemudian memenangkan award sebagai Best Multiplayer Games.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com