Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layanan BlackBerry Terancam Dihentikan

Kompas.com - 12/12/2011, 17:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) menghimbau kepada pihak Research in Motion (RIM) selaku produsen BlackBerry agar membangun server lokal di Indonesia. Jika tidak mematuhi, BRTI akan menghentikan layanan BlackBerry Internet Service (BIS).

Anggota BRTI Heru Sutadi menjelaskan pihaknya sudah meminta kepada RIM untuk membangun server di Indonesia sejak tahun 2009. Namun hingga saat ini, RIM tidak melaksanakan permintaan tersebut.

"Kalau mereka tidak mau membangun server di sini, mendingan jangan usaha di sini. Layanan BIS akan dihentikan sehingga ponsel BlackBerry akan seperti ponsel biasa," kata Heru kepada Kompas.com, Senin (12/12/2011).

Alasan BRTI meminta RIM untuk membangun server lokal di Indonesia karena pengguna BlackBerry di tanah air mencapai 5 juta pengguna. Bahkan pengiriman Blackberry di sini mencapai 9 juta unit.

Heru menganalogikan jika harga perangkat BlackBerry per unit sekitar Rp 3 juta maka RIM akan mengantongi dana Rp 15 triliun. Belum lagi paket layanan BIS dengan rata-rata Rp 100.000 per bulan, total transaksi layanan BIS yang masuk ke RIM mencapai Rp 300 miliar per bulan.

"Jelas sekali perputaran uang ke RIM sangat besar. Itupun belum termasuk aplikasi yang dijual di App World dan harga perangkat yang di atas Rp 3 juta," katanya.

Selain itu, pembangunan server lokal juga diperlukan agar pengiriman layanan BIS termasuk Blackberry Messenger (BBM) lebih cepat, pertukaran informasi lebih aman, dan biaya layanan BIS akan makin murah.

"BlackBerry lebih disukai di Indonesia, tetapi malah dibangun server di Singapura dan membangun pabrik di Malaysia. Kita seperti diinjak-injak RIM," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com