Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembang The Witcher Hentikan Perburuan Pembajak Game

Kompas.com - 13/01/2012, 21:16 WIB

KOMPAS.com - Studio pengembang video game, CD Projekt RED, memutuskan untuk menghentikan upaya mereka dalam memerangi pembajakan game melalui jalur hukum. Pengembang asal Polandia ini akhirnya memilih jalan berupa imbauan kepada seluruh pengguna untuk memilih produk legal daripada berbayar.

CD Projekt RED dikenal dengan game role playing mereka, The Witcher. Mereka sebelumnya mendapatkan sambutan hangat dari para gamer dengan pernyataan tidak akan mengenakan harga untuk setiap konten unduhan dari seri terbaru game mereka, The Witcher 2.

Namun, pada bulan Desember 2011, CD Projekt RED melancarkan perang terhadap pembajakan. Caranya dengan menyewa firma hukum untuk mewakili mereka mencari orang yang diduga telah mendapatkan salinan game The Witcher 2 dengan cara ilegal, setelah itu mengirimkannya surat elektronik.

Yang membuatnya jadi kontroversial karena firma tersebut mengancam denda kepada setiap pengguna game ilegal sebesar 750 euro atau sekitar Rp 8 juta. Bila denda itu tidak digubris, firma tersebut bakal melaporkan pengguna itu ke pengadilan dan terancam membayar denda dengan jumlahnya lebih besar.

Bagi sebagian kalangan, modus tersebut rawan disalahgunakan dan lebih mirip pemerasan. Bisa saja, ancaman tersebut menimpa orang yang sebetulnya tidak menggunakan game ilegal atau bisa diselewengkan jadi kejahatan tersendiri. Untuk itu, beberapa situs game sudah mengajukan permohonan kepada CD Projekt RED untuk menghentikan cara tersebut.

Tak disangka, CD Projekt RED melalui salah satu pendirinya, Marcin Iwinski, membuat surat terbuka kepada komunitas gamer yang isinya menyatakan siap menghentikan upaya hukum itu.

Dalam suratnya, Iwinski mengakui bahwa cara tersebut memang berpotensi merugikan orang yang tidak bersalah. Pasalnya, salah satu keputusan mereka untuk menggunakan cara itu adalah karena ketidakpercayaan pada mekanisme Digital Rights Management, mekanisme proteksi hak cipta yang kurang populer di kalangan gamer.

Dengan penghentian ini, apakah diartikan CD Projekt RED menyerah terhadap pembajakan? Atau bahkan tutup mata produk mereka dibajak?

Iwinski terang-terangan menepis anggapan tersebut. CD Projekt RED menegaskan bahwa pihaknya tidak mendukung pembajakan karena itu merugikan mereka dan industri video game secara keseluruhan. Meski mereka menolak mekanisme DRM yang disebut takkan menekan angka pembajakan, menyalin video game secara ilegal tetap salah.

Alih-alih, CD Projekt RED pun mengambil pendekatan persuasif dengan meminta para gamer yang membeli game secara legal untuk membantu mereka. Caranya, memberitahukan teman mereka yang kedapatan memakai barang bajakan bahwa tindakan tersebut justru mematikan pengembang dari game yang sedang dimainkan. Bila tidak mendukung studio pengembang, mustahil mereka bisa senantiasa menghasilkan judul permainan yang berkualitas untuk dimainkan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Internet
CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

e-Business
'Fanboy' Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

"Fanboy" Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

e-Business
WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

Software
Steam Gelar 'FPS Fest', Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Steam Gelar "FPS Fest", Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com