Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembang Aplikasi Lokal Harus Kreatif dan "Ngerti" Bisnis

Kompas.com - 18/01/2012, 09:14 WIB

JAKARTA,KOMPAS.com - Pengembang software/aplikasi (developer) lokal dinilai masih kalah bersaing dibandingkan pengembang software asing. Hal itu disebabkan pengembang software lokal belum memiliki visi tentang usahanya ke depan.

Praktisi bisnis teknologi informasi, Indra Sosrodjojo menyatakan pasar software tanah air juga makin disesaki dengan software asing dan nilainya cukup besar. Padahal Indonesia memiliki potensi pasar cukup besar dengan total penduduk sekitar 237 juta jiwa.

"Pengembang software lokal belum memiliki produk, target market hingga model bisnis yang lebih spesifik dibandingkan pengembang software asing. Padahal jika kita mampu membina, maka industri software lokal pasti akan tumbuh," ungkap Indra di Jakarta, Selasa (17/1/2012).

Untuk produk, Indra menyarankan pengembang software harus kreatif dan inovatif dalam membuat produknya. Jika di luar negeri sedang marak dengan media sosial, maka kita jangan ikut-ikutan untuk membuatnya. Teknologi yang dibenamkan juga harus berbeda.

Pengembang aplikasi juga harus melihat target pasar yang akan dituju. Agar usahanya berjalan, pilih target pasar yang memiliki peluang kebutuhan paling besar atau pasarnya banyak. Kemudian baru menentukan model bisnis yang cocok, apakah akan bermain di tingkat retail ataupun korporasi, bisa bermain secara gratisan ataupun yang berbayar.

"Satu lagi, pengembang juga harus rajin membaca buku pengembangan bisnis. Kebanyakan masih malas sehingga tertinggal pengetahuannya," katanya.

Hingga saat ini, belum ada data akurat tentang jumlah perusahaan di industri software tanah air. Menurut perkiraan Indra, jumlahnya bisa lebih dari 200 perusahaan baik kecil maupun besar.

Kendati demikian, industri software tanah air juga berpeluang meningkat. Kendati tidak ada data pasti tentang prediksi pertumbuhan industri software tanah air, Indra memprediksi total pengeluaran biaya IT akan meningkat.

"Total pengeluaran IT untuk software akan meningkat menjadi 20-30 persen di tahun ini. Dan untuk pengeluaran IT di perangkat keras (hardware) masih sekitar 70 persen," jelasnya.

Ke depan, pengeluaran biaya IT untuk software akan meningkat dan biaya IT untuk hardware akan menurun. Hal itu disebabkan pengeluaran biaya IT untuk hardware biasanya akan membengkak di awal namun akan cenderung menurun bila perusahaannya sudah mulai stabil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com