Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Pengguna di Megaupload Akan Dihapus

Kompas.com - 31/01/2012, 09:49 WIB

KOMPAS.com — Setelah dipaksa tutup oleh FBI dan pemiliknya ditahan, Megaupload kembali didera masalah.

Data-data di Megaupload akan dihapus secara bertahap. Penghapusan ini bukan perintah FBI, tetapi karena Megaupload tak membayar sewa ke perusahaan penyedia layanan penyimpanan yang selama ini menyimpan data pengguna Megaupload.

Memang, secara tidak langsung ini karena FBI juga. Megaupload tak bisa membayar tagihan tersebut karena akun bank Megaupload sudah dibekukan FBI.

Menurut rencana, penghapusan tahap pertama akan mulai dilakukan pada Kamis (2/2/2012) waktu setempat.

Penutupan Megaupload merupakan kasus terbesar di Amerika Serikat terkait pembajakan online. FBI menutup situs file sharing tersebut dan menahan tujuh karyawan Megaupload untuk menjalani proses hukum.

Sementara itu, pengguna Megaupload di seluruh dunia merasa dirugikan karena data-data pribadi mereka yang tidak terkait pembajakan juga ikut terblokir dan pengguna sama sekali tak bisa mengaksesnya. Pengguna Megaupload lalu mengancam akan menuntut FBI atas kerugian yang dialami.

Sebetulnya data-data milik pengguna Megaupload tersebut masih ada dan masih bisa diakses. Namun, karena akun bank Megaupload telah dibekukan oleh FBI, Megaupload tak bisa melakukan pembayaran ke dua perusahaan penyedia layanan penyimpanan bagi Megaupload.

Dua perusahaan itu, yakni Carpathia Histing Inc dan Cogent Communications Group Inc, akan menghapus data-data pengguna Megaupload mulai hari Kamis ini.

Pengacara Megaupload, Ira Rothken, mengatakan kepada Associated Press bahwa pengguna Megaupload setidaknya berjumlah 50 juta orang. Di antara jumlah tersebut, sebagian besar menggunakan Megaupload untuk kepentingan pribadi, seperti menyimpan data-data pekerjaan dan kenangan bersama keluarga dalam berbagai format multimedia.

"Jutaan orang menyimpan hasil kerja dan kehidupan personal dan di antara mereka juga menghasilkan uang untuk kehidupan keluarga dari data-data tersebut. Satu atau dua orang dari pemerintahan menghancurkan kehidupan jutaan keluarga. Ini tidak bermoral, tidak etis, dan sangat barbar," ungkap Rothken seperti dikutip CNet.

Megaupload memang berkantor pusat di Hongkong, tetapi server-nya berada di Virginia karena Megaupload mempercayakan penyimpanan data kepada dua perusahaan di Virginia.

Inilah yang menyebabkan Megaupload tersandung kasus tentang pembajakan online, yang sedang gencar diperangi Pemerintah AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com