Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pantau Jejaring Sosial, FBI Janji Tak Intip Data Pribadi

Kompas.com - 01/02/2012, 17:26 WIB

KOMPAS.com - Biro keamanan AS, Federal Bureau of Investigation (FBI) mengatakan bahwa rencana untuk memonitor jejaring sosial dengan menggunakan aplikasi tertentu akan ditinjau kembali sebelum dijalankan.

Pasalnya, FBI ingin melindungi privasi individu dan kelompok di jejaring sosial.

Minggu lalu, FBI mengeluarkan rilis yang menyatakan rencana untuk mengontrol sosial media, termasuk Facebook dan Twitter.

Hal ini disampaikan FBI dalam FedBizOpps.gov tanggal 19 Januari 2012 dan menanti jawaban dari perusahaan teknologi hingga 10 Februari 2012.

FBI meminta perusahaan teknologi yang bergerak pada platform jejaring sosial untuk membangun sistem monitoring yang bisa digunakan FBI untuk memantau lalu lintas internet.

Hal ini dilakukan, mengingat jejaring sosial dikunjungi oleh ratusan juta orang setiap hari dari seluruh dunia.

Namun, jika aplikasi ini nantinya dibangun dan digunakan FBI, unit agensi Privacy dan Kebebasan Sipil harus meninjau implikasi legal dari aplikasi dan memastikan tidak adanya benturan dengan privasi individu.

"Kami memastikan hanya mengamati aplikasi open source dan data publik (non-private) yang tersedia secara terbuka di internet. Aplikasi tidak akan fokus kepada orang tertentu atau grup yang terlindungi, tetapi kepada kata-kata tertentu, untuk mendeteksi aktivitas yang menimbulkan tindakan kriminal dan mengancam keamanan nasional. Contoh kata-katanya bisa termasuk kata "bom", "paket", "kokain", "menembak", dan kata lain yang berkorelasi," jelas agen Ann Todd, humas FBI.

Todd menambahkan, postingan di FedBizOpps.gov hanya sebuah Request of Information (RFI).

RFI adalah proses bisnis standar yang tujuannya untuk mengumpulkan informasi tertulis tentang kemampuan dari berbagai pemasok. Biasanya digunakan untuk tujuan perbandingan. RFI ini digunakan FBI untuk mengumpulkan riset pasar dan tujuan perencanaan saja.

"RFI tidak menawarkan kontrak kerja sama. Kami hanya ingin melihat kemampuan industri TI," tutup Todd.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com