Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dia Strategi Ericsson Setelah "Cerai" Dengan Sony

Kompas.com - 08/03/2012, 17:18 WIB

JAKARTA,KOMPAS.com - Ericsson memang telah berpisah dengan Sony dalam bisnis ponsel. Ericsson pun berniat fokus sebagai penyedia jaringan mobile.

President Director Ericsson Indonesia Sam Saba menjelaskan, sebagai perusahaan yang sudah ada lebih dari 100 tahun di Indonesia, Ericsson akan berkomitmen melayani seluruh operator dan pelanggan telekomunikasi khususnya Indonesia.

"Kita tidak akan membuat ponsel seperti dulu lagi. Kita akan melayani business to business, bukan business to consumer," kata Saba selepas Media Gathering Ericsson Indonesia di Marche Resto Plaza Senayan, Jakarta, Kamis (8/3/2012).

Menurutnya, kini sudah banyak vendor yang memproduksi ponsel serupa. Jika bermain dalam bisnis yang sama, Ericsson akan berkompetisi dengan vendor yang ada.

Saat membuat ponsel dengan Sony dulu, pihak Ericsson hanya membuat perusahaan patungan (Joint Venture) dengan Sony bernama Sony Ericsson. Setelah resmi bercerai pada 15 Februari lalu, kedua perusahaan ini pun masing-masing fokus ke bisnisnya semula.

"Saat ini semua orang bisa memiliki ponsel. Bahkan ada juga yang memiliki ponsel lebih dari satu buah. Yang diperlukan saat ini adalah kecepatan dan kemudahan dalam jaringan. Kamilah yang menyediakan jaringannya itu," tambahnya.

Kompetisi di jaringan

Mengenai kompetisi dengan perusahaan infrastruktur lain, Saba hanya menjelaskan pihaknya sudah siap. Namun tidak menjelaskan rinci strategi apa yang akan diterapkan di Indonesia.

Menurut Saba, Indonesia akan menjadi sangat menantang dibandingkan pengalamannya sebelum ini di Timur Tengah dan Australia.

Australia, ia menjelaskan, hanya berupa satu daratan besar dan hanya dihuni oleh 23 juta jiwa. Industri telekomunikasi di sana pun sudah mengalami kejenuhan (saturasi).

Sedangkan di Indonesia, dengan jumlah penduduk lebih dari 230 juta jiwa dan merupakan negara kepulauan, tantangan dan peluangnya jauh lebih besar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com