Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ZTE Tolak Perang Paten

Kompas.com - 14/03/2012, 10:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan penyedia perangkat telekomunikasi dan solusi jaringan, ZTE Corporation memiliki 110 ribu hak paten lokal dan internasional.

Namun, meski memiliki hak kekayaan intelektual yang menjadikan perusahaan ini menjadi pemilik paten terbanyak di China, ZTE mengaku tidak akan menggunakan paten untuk menyerang perusahaan lain.

Seperti diketahui, perang paten antar perusahaan teknologi memang sedang ramai akhir-akhir ini.

"ZTE tidak akan menggunakan paten untuk menyerang perusahaan lain. Bahkan, kami memiliki sistem transfer teknologi yang memungkinkan teknologi kami digunakan oleh perusahaan lain dengan sistem sewa," jelas ungkap Wang Haibo, Wakil Presiden Senior untuk urusan Hukum dan Legalitas ZTE, dalam teleconference di kantor ZTE Indonesia, Selasa (13/3/2012).

Haibo menambahkan, ZTE hanya akan menuntut sebuah perusahaan ke jalur hukum, apabila perusahaan tersebut ingin menguasai teknologi ZTE.

Misalnya teknologi yang telah didaftarkan patennya oleh ZTE, kemudian diklaim ulang dan didaftarkan patennya atas nama perusahaan lain, tanpa izin ZTE.

Jika masalah paten masih sebatas penggunaan teknologi, ZTE akan menyelesaikan secara internal antarperusahaan yang bersengketa.

"Sebuah paten bisa saja berhubungan dengan teknologi lain yang juga telah memiliki patennya sendiri. Persinggungan paten seperti ini masih bisa diselesaikan sebelum dilaporkan ke jalur hukum," ungkap Haibo.

Untuk masalah paten, ZTE mengaku serius. ZTE selalu menginvesikan 10 persen dari pendapatan per tahunnya untuk riset dan pengembangan, termasuk mengurusi pendaftaran paten.

Secara internal, ZTE telah meneliti dan memiliki sertifikasi standar sebelum paten didaftarkan secara internasional.

Saat ini, ZTE telah mempekerjakan 30 ribu peneliti berpengalaman, serta mengoperasikan 15 pusat penelitian yang tersebar di China, Perancis, India, Swedia, dan Amerika Serikat.

Selain itu, ZTE juga telah membangun 10 pusat inovasi di seluruh dinia yang bekerja sama degan operator di Eropa dan Amerika Utara, sejak tahun 2011.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com