JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran media sosial sejatinya membebaskan individu dari belenggu informasi. Media sosial menjanjikan kesetaraan dalam berbagi informasi, artinya, siapa saja berhak menyampaikan informasi. Namun kenyataannya, media sosial masih dikuasai oleh media massa mainstream.
Keberadaan media sosial saat ini, seperti blog, jejaring sosial, dan forum online, masih sebatas membicarakan dan mengolah informasi yang didapat dari media mainstream.
Menurut Roby Muhamad, pakar jejaring sosial yang juga peneliti di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, seharusnya media sosial membebaskan masyarakat dari belenggu informasi. Namun kenyataannya, media sosial belum bisa menjadi sumber informasi.
"10 juta pengguna Twitter di Indonesia hanya membicarakan dan mengolah informasi, mereka belum menjadi sumber informasi. Informasi di Twitter lewat URL, itu masih didominasi oleh media massa," katanya.
Meskipun, diakui Roby, informasi yang diolah itu bisa menghasilkan frame baru dalam memandang sebuah topik.
Media sosial juga menjanjikan bahwa semua orang setara. "Tapi, entah kenapa dalam jejaring sosial masih ada hierarki di mana ada orang yang jadi pemimpin," lanjut Roby.
Semua orang, termasuk kelompok yang punya kepentingan, berusaha untuk mengeksploitasi jejaring sosial untuk mempopulerkan dirinya. Roby mengatakan, media sosial yang seharusnya setara sekarang banyak digunakan kelompok berkepentingan untuk menguasai informasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.