Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkominfo: Penjualan BB Anjlok, Perlukah Pabrik di Indonesia?

Kompas.com - 04/07/2012, 15:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah sebenarnya masih kecewa atas keputusan produsen BlackBerry, Research In Motion (RIM), yang lebih memilih Malaysia sebagai basis produksinya ketimbang di Indonesia.

Namun, saat ini penjualan BlackBerry di seluruh dunia mengalami penurunan, masih perlukah membangun pabriknya di Indonesia?

Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring sangat setuju dengan ide Kementerian Perdagangan untuk meminta produsen BlackBerry membangun pabrik di Indonesia dibanding di Malaysia. Alasannya, sebagian besar jumlah pengguna BlackBerry di Asia dikontribusikan dari Indonesia.

"Sebenarnya ide itu bagus-bagus saja. Tapi, dengan penjualan BlackBerry di seluruh dunia yang merosot 75 persen selama 8 bulan terakhir, perlukah mengalihkan pabriknya di Indonesia?" kata Tifatul selepas memberikan sambutan acara Indonesia Open Source Awards di Hotel Bidakara Jakarta, Rabu (4/7/2012).

Sekadar catatan, kondisi produsen BlackBerry ini memang dalam posisi kurang menggembirakan dan grafiknya terus menurun. Selain dilanda kerugian keuangan, pengiriman unit ponselnya menurun hingga harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada sejumlah karyawannya.

Namun, Tifatul menyarankan, sebenarnya tidak hanya RIM yang harus membangun pabriknya di Indonesia. Jika perlu, perusahaan asing dan besar di dunia mau membangun pabriknya di Indonesia.

Selain akan menambah lapangan pekerjaan baru, perusahaan asing ini bisa diajak kerja sama untuk membuat sebuah produk asli Indonesia, tetapi dirakit oleh vendor ternama.

"Contohnya bisa membuat tablet seharga kurang dari Rp 1 juta. Selama ini kan kita selalu membeli dari asing," tambahnya.

Dengan bisa membuat produk dalam negeri, kata Tifatul, maka devisa negara juga akan bertambah, bukan lari ke luar negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com