Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
IGS 2012

Gamer Indonesia Sedang Gandrung "Menembak"

Kompas.com - 13/10/2012, 13:37 WIB

IST Counter Strike Game Online
JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini, genre First Person Shooter (FPS) telah menjadi tren yang begitu diminati di kalangan pemain game online Indonesia.

FPS merupakan salah satu genre game yang menggunakan sudut pandang orang pertama yang menampilkan apa yang dilihat melalui mata karakter yang dimainkan. Salah satu ciri dari game ini adalah penggunaan senjata, seperti pistol dan pisau.

Hal tersebut diungkapkan oleh Suyudi Koeswanto, Managing Director, PT Asiasoft, di sela-sela ajang Indonesia Game Show (IGS) 2012 yang saat ini sedang berlangsung di JCC Senayan, Jakarta.

"Sejak Kreon (red. publisher game online asal Indonesia lainnya) meluncurkan game Point Blank, pasar FPS terus membesar," ujar Suyudi.

Hal tersebut membuat pasaran dibanjiri dengan game-game online dengan genre FPS tersebut. Game-game seperti A.V.A (dibawa oleh Asiasoft) dan Cross Fire (dihadirkan ke Indonesia oleh LYTO) mulai meramaikan persaingan game online dengan genre FPS di Indonesia.

Dengan kembali meningkatnya popularitas genre FPS di Indonesia, game FPS yang sudah terkenal dari dulu, Counter-Strike, pun mulai digandrungi kembali.

Genre Role Playing Game (RPG) pada awal kemunculan game online mendapatkan perhatian yang sangat besar dari pemain game online di seluruh Indonesia. Game ini menyita cukup banyak waktu karena para pemain diharuskan untuk mengembangkan kemampuan dari tiap karakter. Biasanya, untuk membuat sebuah karakter ada di level tertinggi, seorang pemain membutuhkan waktu yang cukup lama.

"Menurut data kami, biasanya para pemain game RPG membutuhkan waktu bermain 2 sampai 3 jam dalam satu hari," jelas Suyudi. "Sedangkan untuk bermain game casual, seperti FPS ini, pemain hanya butuh waktu 1 jam saja."

Selain itu, genre RPG hingga saat ini belum menawarkan hal yang baru.

Untuk membawa game online dengan genre RPG ke Indonesia pun cukup mahal. Si pihak pengembang harus mengeluarkan uang cukup besar untuk mendesain karakter, cerita, musik, hingga peta permainan. Oleh karena itu, biasanya pihak publisher harus merogoh kocek cukup dalam untuk membayar lisensi game tersebut.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com