Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulu BlackBerry, Korporasi Kini Pilih Android dan iPhone

Kompas.com - 01/12/2012, 09:13 WIB

KOMPAS.com — Selama empat tahun terakhir, BlackBerry menjadi ponsel primadona di kalangan pekerja kantoran. Namun, sekarang, pesona BlackBerry tersebut mulai memudar. Segmen korporasi mulai memilih iPhone dan perangkat Android sebagai ponsel yang mendukung produktivitas kerja.

Lembaga riset IDC dalam sebuah laporan memprediksi, untuk pertama kalinya pada tahun 2012, segmen korporasi lebih banyak membeli iPhone dan Android ketimbang BlackBerry.

IDC memprediksi, tahun ini, Apple siap mengirimkan 31,1 juta unit iPhone untuk korporasi, sedangkan ponsel Android yang dikirim ke korporasi diprediksi 15,1 juta unit.

Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan perangkat BlackBerry yang dikirimkan Research In Motion (RIM) kepada korporasi.

Padahal, tahun lalu, RIM masih memimpin di segmen koporasi dengan mengirimkan 22,4 juta unit BlackBerry. "BlackBerry masih terus menjadi standar emas untuk urusan keamanan," tulis IDC dalam laporannya, Selasa (27/11/2012).

Meskipun RIM menawarkan keamanan terbaik untuk departemen teknologi informasi suatu perusahaan, sebagian perusahaan kini tak lagi mengutamakan keamanan sehingga mereka berani beralih ke iPhone dan Android.

Berkurangnya jumlah pengguna BlackBerry dan minimnya minat pengembang aplikasi terhadap platform ini menghambat kelangsungan hidup BlackBerry di masa depan.

Kendati demikian, RIM optimistis sistem operasi dan perangkat BlackBerry 10 yang akan meluncur 30 Januari 2013 dapat mengembalikan lagi kesuksesan mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com