Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus "Nuklir" Kembali Serang Iran

Kompas.com - 26/12/2012, 12:56 WIB

AFP/ATTA KENARE Seorang penjaga keamanan Iran berdiri di dekat kerumunan wartawan di luar pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Bushehr, Iran Selatan, 21 Agustus lalu. Wartawan mendatangi PLTN buatan Rusia itu sehubungan dengan serangan virus komputer Stuxnet yang mengganggu 30.000 komputer dan dikhawatirkan merusak sistem operasi PLTN.

KOMPAS.com - Virus canggih Stuxnet kembali menyerang Iran. Virus tersebut berusaha menyerang infrastruktur penting, seperti pembangkit listrik dan industri lainnya yang ada di bagian selatan Iran, kata seorang pegawai departemen pertahanan sipil Iran.

Namun, menurut media lokal, serangan Stuxnet ini tidak berhasil menimbulkan dampak apa-apa bagi Iran. Sistem keamanan komputer negara Timur Tengah tersebut berhasil menghalau dan mencegah Stuxnet menyebar lebih luas lagi.

Kepala pertahanan sipil provinsi Ali Akbar Akhavan mengatakan industri Iran selalu menjadi sasaran "serangan cyber musuh" dan perusahaan-perusahaan di provinsi Hormozgan telah disusupi, seperti dilaporkan kantor berita setengah resmi Isna.

"Perusahaan pemasok listrik Bandar Abbas menjadi target serangan cyber," kata Akhavan dalam konferensi pers. "Tapi kami berhasil mencegah penyebarannya berkat penanganan yang tepat waktu dan kerja sama pembobol komputer yang andal."

Pembangkit listrik Bandar Abbas, di pesisir selatan Selat Hormuz Iran, memasok listrik ke provinsi-provinsi tetangga selain Hormozgan.

Stuxnet sebelumnya pernah menyerang Iran pada 2010 yang lalu. Sekitar 30.000 penyedia layanan internet atau internet provider di Iran berhasil disusupi oleh virus ini.

Setelah penelitian lebih lanjut, diketahui virus tersebut ternyata tidak menargetkan warga sipil sebagai fokus utamanya, melainkan fasilitas pengayaan uranium Iran. Stuxnet ditengarai memiliki tujuan untuk menghambat kemajuan program nuklir negara itu.  

Teheran menuduh Israel dan AS menanam virus komputer itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com