Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malware Curi Password di Server Linux

Kompas.com - 28/01/2013, 15:47 WIB
Jamdesign - Shutterstock

KOMPAS.com - Sistem operasi open source Linux terkenal aman dari serangan malware atau virus. Karena reputasi ini, banyak perangkat server yang mempercayakan Linux sebagai otak utamanya.

Namun, reputasi ini pelan-pelan mulai dicemari dengan kehadiran malware yang menginfeksi web server Apache berbasis Linux, terdeteksi pada Desember tahun lalu.

Kabar terbaru, yang dirilis oleh produsen aplikasi antivirus ESET, menyebutkan malware berjenis backdoor kembali terdeteksi menginfeksi server berbasis Linux.

ESET Malware Research Lab berhasil mendeteksi malware hasil modifikasi SSH yang berfungsi sebagai backdoor di server Linux.

Modifikasi SSH daemon yang oleh ESET diidentifikasi sebagai Linux/SSHDoor.A ini, sengaja dirancang untuk mampu mencuri data penting, seperti username dan password.

"Tidak mudah untuk memastikan bagaimana SSH daemon yang telah berubah menjadi trojan ini masuk dan menginfeksi server. Kemungkinan karena aplikasi yang digunakan sudah out of date (perlu update/patching), atau password yang lemah," ujar Technical Consultant ESET Indonesia Yudhi Kukuh, dalam keterangan pers yang diterima KompasTekno, Senin (28/1/2013).

Malware Linux/SSHDoor.A dikembangkan untuk mampu mengakses server yang terinfeksi secara remote dengan menggunakan hardcoded password atau SSH key.

Saat daemon diaktifkan, backdoor akan mengirimkan informasi IP dan port mana yang sedang aktif, beserta hostname server-nya. Kemudian, ketika pengguna login ke server yang terinfeksi, username dan password-nya pun secara otomatis terkirim ke server milik peretas.

Secure Shell Protocol (SSH) adalah protokol yang umum di Unix dan biasa digunakan untuk melindungi dan mengamankan komunikasi data.

Protokol SSH juga itu juga berfungsi untuk mengatur remote server, transfer file, dan lainnya. Fungsi tersebut membuat protokol SSH memiliki akses langsung ke dalam server.

Protokol SSH inilah kemudian yang dimanfaatkan dengan cara dimodifikasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com