Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Panggung Kecil" Itu Bernama Indonesia

Kompas.com - 10/10/2013, 17:00 WIB
Wicak Hidayat

Penulis

KOMPAS.com — Di atas kertas Indonesia memang berjaya. Lihat saja, jumlah penduduknya yang besar. Betapa kita kadang sangat berbangga dengan itu.

Lalu, lihatlah tingkat penggunaan ponsel di Indonesia. Tergantung siapa yang Anda tanyakan, penggunaan ponsel di Indonesia konon sudah melampaui jumlah penduduknya.

Di antara pengguna ponsel itu, menurut data GfK 2012, 20 persennya adalah pengguna smartphone. Kisarannya, di angka 15 juta pengguna.

Jadi, sebenarnya, besarkah pengguna smartphone atau gadget lainnya di Indonesia? Rupanya, bagi banyak pihak, angka ini memang cukup besar.

Apalagi ditambah prediksi dari berbagai lembaga riset yang menyebutkan pertumbuhan pengguna smartphone di Indonesia akan menjadi salah satu yang tercepat di Asia Tenggara.

Pasar besar, panggung kecil

Ya, Indonesia memang dianggap sebagai sebuah pasar yang besar. Maka entitas asing, baik produk ataupun layanan pun masuk Indonesia dengan derasnya.

Serunya, Indonesia memiliki karakter yang berbeda dengan pasar besar yang ada di tempat lain. Sebuah produk yang laris manis di Amerika Serikat, misalnya, belum tentu disambut gegap gempita di negeri ini.

Tapi bukan berarti tidak ada pelajaran yang bisa diambil dari Indonesia. Mereka yang terjun ke Indonesia, dengan upaya terbaiknya berusaha meraup pasar Indonesia, tentu bisa mendapatkan pelajaran untuk diterapkan di pasar yang lain.

Sebagai pasar yang besar, Indonesia bisa jadi semacam lahan percobaan. Sebut saja sebuah panggung kecil sebelum bergerak ke arena yang lebih besar (global). Walaupun, "panggung kecil" ini saja sebetulnya cukup untuk menjadi panggung utama bagi pihak tertentu.

Tak heran jika kemudian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak investasi di Indonesia saat membuka Konferensi Tingkat Tinggi Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) di Bali, Minggu, 6 Oktober 2013.

"Sebagai marketing director Indonesia Inc, perusahaan yang berbentuk negara, saya mengundang Anda semua untuk meningkatkan bisnis dan peluang investasi di Indonesia," tuturnya.

Siapa tokoh utamanya?

Di satu sisi ada keinginan mendatangkan investasi asing, yang akan membawa devisa dan (harapannya) ikut memutar roda ekonomi dalam negeri. Di sisi lain adalah keinginan untuk menumbuhkan industri dalam negeri.

Dan kedua hal itu memang bisa —bahkan harus— dijalankan secara bersamaan. Mereka yang datang berinvestasi (menginvasi?) Indonesia, silakan datang. Tapi Indonesia sendiri harus mampu melahirkan kekuatan yang mampu bersaing.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com