Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PSK Pulau Baai Biasa "Bekerja" Tanpa Kondom

Kompas.com - 24/10/2013, 10:25 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com — Sudah lebih dari dua jam berlalu dari tengah malam. Obrolan dengan Ana dan Novi, dua PSK asal Jawa Barat, di lokalisasi Pulau Baai, Kota Bengkulu, belum lagi berakhir.

Asbak di meja pendek di depan sofa tempat keduanya duduk sudah semakin penuh dengan abu rokok. Sejumlah botol minuman pun menemani mereka di sudut itu. Menjelang pagi, keramaian di rumah bordil itu pun malah kian ramai.

Setelah sempat mencurahkan isi hatinya soal pengalaman spiritual mereka, Ana dan Novi lalu bercerita tentang bagaimana mereka bekerja setiap malam. "Satu malam saya bisa melayani tamu sampai tiga hingga empat orang. Ini perlu tenaga ekstra, kadang sampai sakit pinggul," kata Novi.

Ana pun mengungkapkan hal serupa. Sambil terus mengisap rokok di jarinya, wanita 23 tahun asal Bandung ini justru mengaku senang jika mendapat tamu yang waktu "bercintanya" pendek. "Enak, Mas, tidak capek kita," cetus Ana menimpali Novi.

Tanpa kondom

Menurut mereka, pelanggan yang kerap datang ke lokalisasi itu beragam, mulai dari anak baru gede (ABG), pria paruh baya, hingga kakek berumur 60 tahun. Saat melayani tamu, para PSK di Pulau Baai kebanyakan tidak menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom, baik kondom pria maupun wanita. Alasannya, banyak tamu yang tak nyaman dengan kondom. 

Meski demikian, Ana dan Novi mengaku hingga saat ini bebas dari virus HIV/AIDS. Setiap minggu, petugas kesehatan dari pemerintah setempat pun melakukan pemeriksaan berkala terhadap semua PSK di sana.

"Kami diwajibkan periksa kesehatan, darah, hingga bagian sensitif kewanitaan. Jika penyakitnya bisa diobati, maka kami dapat obat. Tapi kalau ada yang terkena HIV/AIDS, maka PSK langsung dipulangkan," ujar Ana.

Saat ditanya apakah Ana dan Novi tidak takut hamil? Keduanya saling berpandangan sambil tersenyum. "Nah, kalau untuk menghindari kehamilan kami punya rahasia khusus, Mas, dan itu hanya kami wanita yang tahu, tidak harus kaum pria mengetahuinya, jadi maaf ya Mas, urusan ini saya tidak akan cerita," ujar Novi tersipu.

Merly Yuanda, Direktur Kipas, salah satu lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berfokus pada penyelamatan korban HIV/AIDS, pernah menyebutkan bahwa lembaganya rutin berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat untuk melakukan kontrol terhadap kesehatan para PSK di lokalisasi tersebut.

"Memang ada beberapa PSK yang ditemukan positif HIV/AIDS dan mereka langsung kita rekomendasikan dengan pengelola setempat untuk dirawat, untuk segera berhenti bekerja sebagai PSK," kata Merly. (Bersambung)

***

Baca Juga:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com