Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Panjang Mewujudkan Kota Pintar

Kompas.com - 19/11/2013, 09:56 WIB
Laksono Hari Wiwoho,
Dian Fath Risalah El Anshari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pernah mewacanakan agar setiap petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta ataupun polisi untuk menggunakan gadget yang memudahkan mereka melaporkan situasi lalu lintas Jakarta.

Gadget itu pula yang digunakan untuk memantau keberadaan setiap petugas Dishub DKI maupun polisi, terutama ketika ada gangguan lalu lintas di Ibu Kota.

Rencana itu perlahan-lahan telah terealisasi. Polres Jakarta Utara sudah mengawali penggunaan perangkat komunikasi berbasis sistem operasi Android yang digunakan di setiap mobil patroli polisi.

Pekan lalu, Polres Metro Jakarta Utara dan PT Smartfren Telecom (Smartfren) meluncurkan penggunaan komputer tablet sebagai alat bantu pelaporan informasi bagi polisi.

Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Putut Eko Bayuseno mengatakan, penggunaan gadget canggih itu ditujukan agar laporan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat dapat dilakukan secepat dan seakurat mungkin.

Aktivitas dan keberadaan anggota kepolisian yang menggunakan mobil tersebut dapat dipantau setiap saat secara real time. Lamanya patroli di setiap objek vital secara otomatis bisa dilacak dan segala sesuatu yang mendesak dapat dilaporkan ke pusat komando.

Dalam waktu dekat, teknologi serupa akan diadopsi oleh aparat kepolisian di Jakarta Barat, Depok, dan di Bekasi.

Head of Marketing Communication Division Smartfren Roberto Saputra mengatakan, keunggulan layanan Smartfren dalam proses digitalisasi kerja polisi itu terletak pada kecepatan pengiriman foto dan data spasial, termasuk posisi dan waktu pelaporan dari petugas Bintara Pembina Masyarakat (Babinmas).

"Setiap laporan dari Babinmas itu bisa diketahui posisi persisnya di mana. Kami juga dapat memetakan posisi setiap petugas di lapangan yang menggunakan layanan kami," kata Roberto di sela-sela kunjungan bersama wartawan ke pabrik Hisense di Qingdao, Provinsi Shandong, China, pekan lalu.

Ia mengatakan, solusi serupa juga telah ditawarkan kepada Pemerintah Provinsi DKI. Tujuannya untuk memudahkan pemantauan setiap petugas Dinas Perhubungan DKI dalam menangani kemacetan lalu lintas.

Bagaimana operator seluler seperti Smartfren dapat memenuhi layanan yang membutuhkan beragam perangkat digital itu? Untuk melengkapi bisnisnya, perusahaan yang juga memasarkan beragam perangkat komunikasi berbasis jaringan CDMA itu menggandeng Hisense Co Ltd, manufaktur perangkat elektronik asal China.

Nama Hisense barangkali belum begitu akrab di telinga masyarakat Indonesia. Namun di negara asalnya, Hisense dikenal sebagai salah satu produsen televisi terbaik. Manufaktur dengan sejumlah pabrik di China itu pertama kali membuat radio dan berlanjut terus dengan produksi home appliances, seperti lemari es, mesin pendingin ruangan, mesin cuci, hingga televisi pintar (smart TV).

Mulai tahun 2001, Hisense merakit ponsel berlayar warna dan berbasis jaringan CDMA. Kini Hisense juga dikenal sebagai pembuat beragam jenis ponsel yang dipasarkan ke mancanegara dengan merek dagang lain (ODM/OEM). Indonesia termasuk salah satu pasar Hisense dan Smartfren mengemas piranti komunikasi tersebut dengan nama produk Andromax.

Kira-kira 80 persen gadget yang dipasarkan Smartfren merupakan buatan Hisense, lainnya dibuat oleh manufaktur lain. Hisense juga merancang solusi digital dalam skala kota, antara lain sistem pemantau transportasi.

Sementara itu, Head of Smartphone PT Smartfren Telecom Sukaca Purwokardjono mengatakan, Smartfren juga siap menyediakan solusi layanan rumah pintar atau smart home. Dengan rumah pintar, seseorang dapat mengendalikan setiap perangkat elektronik di dalam rumah dengan satu smartphone atau tablet PC. Menyalakan TV, mengatur suhu AC, memeriksa isi kulkas, bahkan membuka dan menutup gorden pun dapat dilakukan dengan gadget, seperti tablet dan smartphone sebagai remote controller.

Namun, Sukaca mengatakan bahwa konsep smart home ini masih perlu waktu untuk diterapkan di Indonesia. "Mungkin tiga tahun lagi," ujarnya. Melihat hal itu, rasanya bukan tidak mungkin mewujudkan Jakarta sebagai kota pintar, entah kapan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com