Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tiga Babi Kecil dan Keamanan Data Center

Kompas.com - 26/12/2013, 13:45 WIB
Penulis: Adi Rusli*

KOMPAS.com - Konsolidasi backup dan sistem recovery di seluruh organisasi adalah jalan cepat menuju efisiensi biaya, manajemen risiko dan kinerja untuk kelangsungan bisnis.

Semua orang tahu kisah naas Tiga Babi Kecil yang membangun rumah mereka dengan bahan yang berbeda - jerami, kayu dan batu bata. Hanya satu dari babi kecil yang selamat, karena dia telah membangun sebuah arsitektur yang kuat dengan mempertimbangkan risiko dan kinerja untuk dapat menahan serangan. Jika mereka bekerja sama untuk membangun arsitektur terpadu dan optimal, ketiganya bisa selamat.

Tempat penyimpanan data, seperti halnya kisah tiga babi kecil, sama rentannya terhadap serangan besar seperti ancaman online, kehilangan data dan kegagalan sistem.

Asia Pasifik berada dalam fase perubahan dan pertumbuhan yang cepat, dengan berbagai tingkat bisnis dan kematangan teknologi. Dari mulai memasuki pasar yang berbeda, menghadapi persyaratan peraturan yang berbeda, dikombinasikan dengan tren konsumerisasi TI dan BYOD (Bring Your Own Device), bisnis menghadapi tekanan yang signifikan untuk tetap berada di depan dalam persaingan. Sayangnya, dengan perubahan yang cepat ini berarti tim bisnis yang berbeda cenderung untuk menggunakan storage, backup, aplikasi dan arsitektur virtualisasi mereka sendiri.

Seperti Tiga Babi Kecil, tim organisasi tidak harus jatuh ke dalam kekacauan dari 'arsitektur yang tidak disengaja' - membangun backup terpisah, pemulihan bencana dan solusi arsip mereka sendiri. Pertumbuhan data yang tinggi, dikombinasikan dengan teknologi perlindungan data yang berkembang berarti bahwa tim harus mengkonsolidasikan arsitektur storage mereka untuk perlindungan yang lebih baik dan untuk tujuan kelangsungan dan kepatuhan bisnis.

Organisasi yang kehilangan kelincahan dengan 'arsitektur yang tidak disengaja' sebagai solusi backup tidak dapat ditingkatkan secara efektif, keamanan dikompromikan - data bisa ditembus, tanpa di-back up sama sekali, ditambah lagi tidak adanya efisiensi biaya. Perusahaan harus berpikir tentang rencana manajemen bencana sehingga bisnis terus beroperasi dengan aman. Hal ini membutuhkan penyelarasan organisasi dalam hal risiko dan kepatuhan serta kontrol di seluruh domain fungsional.

Menurut riset yang diadakan oleh EMC berjudul “Survei Pemulihan Bencana 2012: Asia Pasifik dan Jepang” menunjukkan bahwa wilayah tersebut tidak siap.

  • 81% dari pengambil keputusan TI tidak yakin mereka bisa sepenuhnya pulih dari kehilangan data.
  • 71% dari perusahaan mengalami kehilangan data dalam dua belas bulan terakhir.
Hasil kehilangan data meliputi:
  • 42% kehilangan produktivitas karyawan
  • 40% kehilangan pendapatan
  • 39% keterlambatan dalam pengembangan produk atau jasa
Setelah kehilangan data dan sistem downtime, organisasi meninjau kembali dan merubah prosedur - tapi pasti pesan dari cerita di sini adalah pencegahan lebih baik daripada mengobati.

Jadi bagaimana tepatnya Anda membangun sebuah Protection Storage Architecture yang terencana?

Pertama, sebagai jangkar arsitektur, storage perlu dioptimalkan secara biaya dan kapasitas dengan daya tahan data tinggi yang dapat memberikan pemulihan bencana, backup dan arsip dengan cepat dan efisien. Untuk menghindari menciptakan storage perlindungan tanpa pertimbangan, platform harus mendukung beberapa protokol dan mengintegrasikan dengan berbagai sumber data.

Karena perlindungan data menggabungkan pemulihan bencana, backup, dan pengarsipan, perusahaan perlu mempertimbangkan pilihan storage yang tidak hanya memastikan data akan berada di sana hingga beberapa dekade kemudian, tetapi juga memiliki kehidupan di luar pembelian perangkat keras saat ini. Selanjutnya, perusahaan akan perlu memilih storage perlindungan yang dapat menangani berbagai beban kerja di lingkungan saat ini dan juga berevolusi untuk memenuhi beban kerja besok.

Kedua, backup dan pemulihan harus cepat dan pada saat yang sama menyediakan pelanggan internal dengan visibilitas ke perlindungan data mereka. Arsitektur storage perlindungan memanfaatkan kedua arus data yang dioptimalkan dan user interface dari sumber data: hypervisor, aplikasi dan storage. Sumber data memberikan kinerja perlindungan optimal karena mereka dapat melacak data ketika data berubah. Hal ini membantu untuk membangun data terpercaya yang dapat diprediksi, dapat diandalkan dengan ketersediaan berkelanjutan, dan kinerja cepat.

Ketiga, menyediakan stakeholder internal dengan informasi yang mereka inginkan, dengan cara cepat dan mudah dicerna akan mendorong mereka untuk mematuhi kebijakan manajemen data dan kebijakan akses. Layanan nilai tambah bisa dalam bentuk laporan kepatuhan, kebijakan, analisis, pemulihan data dan banyak lagi. Analisis dalam bentuk laporan tersebut sangat penting untuk menambah nilai dan menyelaraskan tata kelola dan kepatuhan standar di seluruh organisasi. Dengan visibilitas ini, ada penangkapan instan dimana data disimpan, bagaimana menemukannya, siapa yang mengakses data, dan kapan. Hal ini mengoptimalkan pemanfaatan tetapi juga memungkinkan kontrol keamanan yang ketat untuk menjaga integritas data dan sistem.

Aturan perlindungan data telah berubah dari pemikiran perlindungan data sebagai pusat biaya sampai pada pemikiran data sebagai investasi strategis di masa depan bisnis Anda. Backup, khususnya, telah berubah dari “polis asuransi bernilai rendah dan biaya tinggi” ke “akselerator bisnis.”

Protection Storage Architecture adalah North Star EMC untuk perlindungan data. Dengan modul yang terintegrasi untuk storage perlindungan, integrasi sumber data dan layanan manajemen data, bisnis dapat mempercepat transformasi TI mereka dan memaksimalkan peluang. Protection Storage Architecture EMC menyediakan peta untuk perjalanan menuju transformasi backup dengan cara yang benar-benar terintegrasi.

Dalam lingkungan bisnis dan virtualisasi TI yang dinamis saat ini, organisasi harus menyediakan karyawan dengan akses yang cepat dan aman ke data serta layanan manajemen data yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan nilai dari informasi. Dengan teknologi yang tepat, bisnis dapat mengamankan operasi TI mereka, memastikan kepatuhan dengan standar peraturan dan industri dan biaya operasional yang lebih rendah. Jika organisasi tidak melakukan perubahan dengan cara mereka melindungi dan mengelola data, mereka akan mengalami nasib sama seperti Tiga Babi Kecil.

Tentang Penulis: Adi Rusli adalah Country Manager EMC Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Samsung Perkenalkan Memori LPDDR5X Terkencang untuk Ponsel dan AI

Samsung Perkenalkan Memori LPDDR5X Terkencang untuk Ponsel dan AI

Hardware
Penerbit 'GTA 6' PHK 600 Karyawan dan Batalkan Proyek Rp 2,2 Triliun

Penerbit "GTA 6" PHK 600 Karyawan dan Batalkan Proyek Rp 2,2 Triliun

Game
TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

Software
HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Internet
CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com