Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"BlackBerry Sedang Sakit, Saya Dokternya"

Kompas.com - 15/01/2014, 12:00 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Sumber Recode

KOMPAS.com — Di tengah-tengah kondisi perusahaan BlackBerry yang kian memburuk setelah mencatat kerugian 4,4 miliar dollar AS kuartal lalu, CEO baru perusahaan itu, John Chen, ternyata tetap memelihara optimisme.

Minggu lalu, dia ditetapkan bukan lagi sebagai "CEO sementara" oleh pihak BlackBerry. Sementara pencarian bos baru BlackBerry ditunda, kemudi perusahaan dipercayakan kepada Chen.

Pria yang sebelumnya memimpin perusahaan IT SAP dan Sybase ini dilimpahi tugas membalikkan peruntungan BlackBerry. Meski berat, hal tersebut dipandangnya sebagai tantangan yang bukan hanya bisa ditaklukkan, melainkan juga disukai.

"Eksekutif atau CEO lain yang 'normal' mungkin ingin pekerjaan yang aman, tapi saya 'tidak normal'," kata Chen dalam wawancara dengan situs teknologi Recode. Dia mengaku justru paling termotivasi ketika menghadapi tantangan.

Chen mengibaratkan dirinya sebagai dokter yang berusaha mengobati BlackBerry, sang pasien yang sedang sakit.

Lalu, apa "obat" yang ditawarkan Chen? Dia mengatakan bakal memfokuskan upaya BlackBerry di pasar yang selama ini menjadi kekuatan tradisionalnya, yaitu kalangan profesional dan bisnis, juga pemerintahan.

Belakangan, dia juga menyatakan bakal mempertahankan keyboard QWERTY yang selama ini menjadi andalan BlackBerry di perangkat-perangkatnya, setelah sejumlah ponsel berbasis full-touchscreen buatan perusahaan itu ternyata kurang sukses di pasaran.

Senjata lain yang disiapkan Chen adalah ponsel-ponsel baru yang akan diproduksi melalui kemitraan yang dijalin dengan raksasa manufaktur China, Foxconn.

Chen melihat potensi di aplikasi BlackBerry Messenger (BBM) yang hingga kini disebutnya masih memiliki 83 juta pengguna di tengah-tengah persaingan keras dari layanan sejenis. Dia turut melirik bisnis QNX BlackBerry yang bisa dikembangkan ke industri lain, seperti otomotif.

Pemimpin baru ini tampaknya sibuk melihat ke depan dan hanya menghabiskan sedikit waktu untuk menengok masa lalu.

"Bagaimana si pasien bisa sampai jatuh sakit, itu bukan perhatian utama sang dokter," ujar Chen. "Yang penting adalah bagaimana mengobatinya… Kalau Anda seorang dokter di ruang UGD, Anda tak boleh takut dengan darah," lanjutnya berumpama.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Recode
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com