Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Tujuan Lenovo Beli Motorola?

Kompas.com - 03/02/2014, 18:13 WIB
Aditya Panji

Penulis

Sumber Bloomberg
KOMPAS.com - Lenovo sepakat membeli Motorola Mobility dari Google, seharga 2,91 miliar dollar AS pada 29 Januari 2014. Dalam akuisisi ini, tujuan utama Lenovo bukanlah untuk mendapatkan akses ke sebuah pabrik di Texas, Amerika Serikat, atau mendapatkan sebagian kecil aset paten milik Motorola.

Lenovo tidak membutuhkan perusahaan pembuat ponsel pintar. Mereka telah memiliki unit bisnis ponsel yang kuat. Menurut lembaga riset IDC, Lenovo telah menjadi produsen ponsel pintar terbesar keempat di dunia, mengalahkan LG, HTC dan Sony, dan bahkan Motorola Mobility.

Hal utama yang diincar Lenovo adalah "merek dagang Motorola." Merek ini dinilai masih memiliki pasar dan daya tarik di negara maju, terutama di Amerika Serikat, tempat Motorola "dilahirkan."

Lembaga riset ComScore mencatat, penjualan ponsel pintar Motorola menempati peringkat ketiga di AS, meskipun penjualannya berbanding jauh dengan Apple dan Samsung.

CEO Lenovo Yang Yuanqing mengakui, merek Motorola masih kuat di Amerika Utara dan Amerika Latin. "Kita pasti akan memanfaatkan kekuatan ini untuk membangun bisnis kami," kata Yuanqing seperti dikutip dari Bloomberg.

Executive Vice President Mobile Lenovo, Liu Jun, sebelumnya pernah mengatakan akan membawa produk ponsel pintarnya ke pasar negara maju di tahun 2014. Dengan memiliki merek dagang Motorola, memudahkan Lenovo mengekspansi ponsel pintar ke pasar negara maju.

"Membeli Motorola Mobility adalah cara yang lebih tepat bagi Lenovo untuk mengakses pasar ponsel pintar kelas premium," kata Frank Gillet, analis dari Forrester Research.

Dalam kesepakatan ini, Google menyerahkan seluruh merek dagang Motorola Mobility dan Lenovo akan akan menerima lebih dari 2.000 aset paten. Akan tetapi, sebagian besar paten Motorola masih dimiliki Google, termasuk program ponsel "rakitan" Project Ara yang memungkinkan komponen perangkat keras ponsel bisa diganti sesuai keinginan pengguna.

Sukses ThinkPad

Akuisisi menjadi "strategi kunci" Lenovo untuk masuk dan sukses dalam sebuah bisnis. Hal ini bisa dilihat setelah perusahaan asal China itu membeli unit bisnis komputer pribadi (PC) International Business Machines (IBM) pada 2005.

Kala itu, Lenovo punya misi untuk menjadi produsen komputer pribadi terbesar di dunia. Suatu misi yang kala itu terdengar mustahil. Akan tetapi, delapan tahun kemudian, Lenovo berhasil membuktikan misinya menjadi "raja" dalam bisnis komputer pribadi.

Menurut data Gartner, Lenovo merupakan produsen komputer pribadi terbesar di dunia pada kuartal empat 2013, dengan pangsa pasar 18,1 persen dan total pengiriman 14.932.408 unit. Angka ini tumbuh 6,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2012.

Sementara Hewlett-Packard (HP) berada di peringkat kedua dengan pangsa pasar 16,4 dan total pengririman 13.592.600 di kuartal empat 2013. Angka pertumbuhannya turun 7,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2012.

CEO Google Larry Page, berpendapat, Lenovo memiliki keahlian dan rekam jejak yang baik untuk menjadikan Motorola sebagai pemain utama dalam ekosistem Android.

"Mereka memiliki banyak pengalaman dalam membuat perangkat keras, dan mereka memiliki jangkauan global. Selain itu, Lenovo bermaksud untuk menjaga identitas mereka yang berbeda dari Motorola, seperti yang mereka lakukan ketika mengakuisisi Thinkpad dari IBM pada 2005," tulis Page di blog resmi Google.

Lenovo ingin mengulangi sukses ThinkPad, tapi sekarang dalam ruang perangkat mobile melalui merek Motorola. Tak hanya ingin jago kandang di China, mereka menginginkan pasar yang lebih besar, bahkan berkuasa di tempat para kompetitornya lahir; Amerika Serikat.

"AS adalah pasar yang paling penting dalam ruang ponsel pintar. Dari hari pertama, ketika kami menargetkan bisnis ponsel pintar, kami pikir bahwa untuk menjadi pemain global, kami harus menang di AS," kata Jun.

Dan, untuk merealisasikannya, Lenovo menggunakan merek asal Amerika Serikat: Motorola.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com