Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layar Sentuh Marak, "Mouse" Bakal Mangkrak?

Kompas.com - 10/03/2014, 10:28 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

KOMPAS.com — Siapa saja yang setiap hari berinteraksi dengan PC desktop atau notebook pasti sudah tak asing lagi dengan peranti yang satu ini. Mouse atau tetikus masih menjadi piranti andalan dalam berkomputer.

Bahkan, tetikus dibilang akan tetap dibutuhkan walau saat ini muncul banyak metode masukan yang diperkenalkan.

Tiga puluh tahun setelah Apple dengan Macintosh membuat penggunaan tetikus menjadi mainstream, desain peranti input ini semakin presisi dan nyaman digunakan.

Salah satu faktor yang membuat mouse nyaman digunakan adalah desain ergonomis yang membuat posisi tangan seperti menggenggam mouse secara alami.

"Jari-jari kita melipat ke telapak tangan, namun tidak semuanya," ujar ahli ergonomi dari Microsoft, Edie Adams, seperti dikutip dari The Wall Street Journal.

Selain tetikus, saat ini teknologi layar sentuh sudah mulai banyak diadopsi perangkat komputer, seperti layar notebook atau tablet PC. Dengan metode layar sentuh, fungsi membalik halaman, memperbesar gambar dan kontrol gestur memang terasa lebih efisien.

Namun, metode tersebut belum memiliki standar yang sama di semua perangkat. Sebagai contoh, input di layar notebook atau tablet PC berbasis Windows 8 berbeda dengan iOS dalam Mac atau iPad. Di Windows 8, sapuan dari kiri ke kanan memungkinkan pengguna untuk berganti aplikasi.

Sementara itu, dalam trackpad komputer Mac, dengan tiga jari, gerakan tersebut akan membuka dashboard widget. Kedua gerakan tersebut juga tidak intuitif bagi pengguna.

Selain itu, metode layar sentuh jika dipraktikkan dalam jangka waktu lama juga akan menyebabkan kelelahan, efek yang saat ini disebut dengan "gorilla-arm fatigue" di mana pergelangan tangan dan jari-jari menjadi kaku dan menekuk ke dalam.

Pengguna tablet pasti tidak tahan lama-lama mengoperasikan layar sentuh, hingga akhirnya menyerah dan menyandarkan lengan sembari mengoperasikan tablet, entah di atas meja atau di pangkuan.

Karena itu, tetikus yang ada saat ini didesain lebih canggih dibanding sebelumnya. Bahkan ada juga tetikus yang permukaannya memiliki fungsi layaknya trackpad. Dengan demikian, tidak banyak tombol yang perlu ditambahkan, kecuali memang dibutuhkan seperti pada tetikus gaming.

"Namun, ide menambahkan fitur dalam tetikus tersebut tidak ditujukan untuk menggantikan fungsi tetikus sebagai peranti input yang sesungguhnya," ujar Josh Clark, desainer antarmuka dan pendiri firma Global Moxie.

Namun, saat ini industri berusaha membuat desain dan teknologi peranti input yang sesuai dengan waktu dan tempat penggunaannya, seperti input untuk layar sentuh on the go, kendali suara untuk TV, serta gestur tangan untuk menjelajah antarmuka.

Karena itu, walau banyak metode input baru yang diperkenalkan, penggunaan tetikus diprediksi masih akan tetap lama bertahan. Terlebih untuk mengerjakan tugas-tugas komputasi yang berat dan membutuhkan waktu yang lama. 

Buktinya, walau penjualan PC dan laptop terus mengalami penurunan, penjualan tetikus hanya turun tiga persen dalam 12 bulan terakhir, demikian menurut firma riset NPD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com