Sawer uang dalam acara yang dihadiri Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Bambang Susantono, tersebut, dinilai bisa memengaruhi independensi pemilih menjelang penyelenggaraan pemilu.
Menurut Anwar, aksi sawer yang dilakukan bersama istrinya itu merupakan bagian dari adat dan tradisi Mamasa yang biasa dilakukan pada hajatan besar. Selain itu, lanjutnya, sawer juga tidak hanya dilakukan oleh mereka saja. Sejumlah pejabat lain, termasuk istri Wamenhub, yang hadir dalam acara itu juga ikut melakukan sawer.
Sementara itu, saat dihubungi secara terpisah, Ketua Bawaslu Sulbar, Busran Riandy, mengaku belum mengetahui kronologi aksi sawer tersebut. Meski sejumlah pihak menuding aksi sawer itu sebagai bentuk pelanggaran pidana pemilu karena bisa memengaruhi independensi pemilih, Busran menyatakan masih menunggu konfirmasi dari Panwaslu Kabupaten Mamasa.
Menurut Busran, Bawaslu akan mempelajari dan menilai apakah kegiatan menyawer itu termasuk kategori politik uang atau tidak. Menurutnya, jika nanti ditemukan indikasi pelanggaran pemilu, pengawas pemilu akan menindaklanjutinya.
“Bawaslu akan menindaklanjuti laporan tersebut jika ditemukan bukti-bukti dan indikasi kuat adanya pelanggaran pemilu,” ujar Busran.
Ketika diminta tanggapannya, Ketua KPU Sulbar, Usman Suhuriah, menolak berkomentar terhadap tudingan adanya indikasi politik uang dalam aksi sawer tersebut. Usman menilai, persoalan itu masuk ke dalam ranah kewenangan Bawaslu dan jajarannya sebagai pengawas pemilu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.