Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IndiHome Rayu Pelanggan Lewat Bundling

Kompas.com - 11/04/2014, 14:28 WIB
Oik Yusuf

Penulis


KOMPAS.com - Pertengahan 2013, PT Telkom meluncurkan paket bundling multiproduk bernama IndiHome (Indonesia Digital Home). IndiHome kini mulai tersedia dalam bentuk bundle yang menggabungkan tiga jenis layanan Telkom, yaitu sambungan internet Speedy via jaringan serat optik Fiber to the Home (FTTH), IP TV Usee TV, dan telepon rumah.

Ketiganya digabungkan dalam tiga jenis paket IndiHome (Pro, Star, dan Star Plus) yang masing-masing berisi kombinasi layanan berbeda.

Paket "Pro" menawarkan kecepatan sambungan internet hingga 5 Mbps dan gratis abodemen dan panggilan lokal telepon rumah, sementara "Star" menyediakan paket yang sama ditambah starter pack Usee TV berisi 25 channel. Adapun "Star Plus" merupakan bundle terlengkap yang turut menyertakan home automation.

Masing-masing paket memiliki pilihan upgrade kecepatan internet dari 5 Mbps menjadi 10 atau 20 Mbps dengan harga yang disesuaikan.

Soal ini, paket-paket IndiHome tersebut ditawarkan dengan biaya langganan yang terbilang kompetitif dibanding penyedia layanan sejenis di pasaran, yaitu mulai Rp 185.000 per bulan untuk bundle "Pro" hingga Rp 675 ribu per bulan untuk paket "Star Plus" dengan koneksi internet hingga 20 Mbps.

Wakil presiden humas Telkom Arif Prabowo, menjelaskan bahwa pihak Telkom memang sengaja menawarkan harga terjangkau untuk paket-paket IndiHome dengan tujuan meraup pelanggan sebanyak mungkin pada awal-awal perkenalan IndiHome.

"Kami ingin mendapatkan volume (pelanggan) lebih dulu dari pemasaran. Jika murah maka akan banyak yang pakai… kami berusaha agar harganya seterjangkau mungkin," ujar Arif ketika dihubungi Kompas Tekno, Jumat (4/4/2014).

Dengan meraih banyak pelanggan, Arif mengatakan bahwa Telkom berharap bisa menekan tarif langganan per pengguna sekaligus menutup biaya operasional di kemudian hari. Dia mengibaratkan hal tersebut dengan memakai analogi pesawat. "Kalau pesawat penuh, harga tiketnya bisa murah. Sebaliknya, kalau okupansi rendah akan jadi mahal untuk menutupi ongkos."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com