KOMPAS.com - Direktur teknis Android Dave Burke sedang menyampaikan presentasi dalam konferensi Google I/O 2014 di San Francisco, Amerika Serikat, Rabu (25/6/2014) ketika seorang wanita tiba-tiba berdiri di barisan depan kursi penonton.
Si wanita memegang kaus bertuliskan “Tunjukkan hati nurani, hentikan Jack Halprin” dan mencoba menarik perhatian pengunjung lain.
Sebagaimana dilaporkan oleh The Next Web, dia adalah seorang pemrotes yang identitasnya belum diketahui serta mengklaim diri sebagai “korban penggusuran” Google.
Si pemrotes segera dievakuasi ke luar ruangan diiringi sorak sorai hadirin.
Perang kelas
Jack Halprin yang dijadikan objek protes sang wanita merupakan pengacara Google yang pindah ke sebuah gedung yang dibelinya di daerah Mission Dolores di San Francisco pada 2006.
Pada Februari tahun ini, Halprin meminta seluruh penghuni lain di gedung itu untuk keluar. Tindakan tersebut mengakibatkan enam orang kehilangan tempat tinggal, termasuk dua orang guru.
“Penggusuran” yang dilakukan Halprin menuai protes dari sejumlah warga di San Francisco. Terlebih, sebagian penduduk di kota ini merasa terpinggirkan dengan kehadiran raksasa-raksasa teknologi macam Google.
Perusahaan-perusahaan tersebut dinilai mengakibatkan biaya hidup di San Francisco berangsur naik karena para pegawainya -yang juga tinggal di kota itu- digaji lebih tinggi dibandingkan warga setempat.
Sebelumnya, bus-bus milik Google sempat pula dilarang berhenti di halte umum karena dinilai sewenang-wenang memanfaatkan fasilitas publik.
Saat ini San Francisco disebut sedang mengalami “perang kelas”, antara mereka yang menikmati kemajuan sektor teknologi dan orang-orang selebihnya.
Pada Rabu, 25 Juni, perang kelas itu melebar ke dalam ruang konferensi Google I/O yang menjadi sorotan dunia.
Tak lama berselang, ketika Wakil Presiden Senior Infrastruktur Teknis Google Urs Holzle naik ke panggung, seorang pemrotes lain kembali muncul. Kali ini seorang pria.
“Kamu semua bekerja untuk perusahaan totaliter yang membuat mesin pembunuh orang. Kalian tahu itu benar,” teriak si pria pemrotes. Dia masih berteriak-teriak saat dievakuasi ke pintu keluar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.