Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/08/2014, 20:07 WIB
Aditya Panji

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia dalam waktu dekat akan memiliki Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) baru setelah pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla memenangkan Pemilu Presiden 2014. Banyak masukkan dari berbagai pihak soal figur yang mereka percaya dapat menjalankan amanat industri teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) di masa depan.

KompasTekno turut meminta pendapat dari para pebisnis dan pengamat industri TIK soal Menkominfo baru.

Kami meminta pendapat tentang masalah TIK terbesar yang perlu segera diatasi dan kriteria Menkominfo mendatang. Tak lupa, kami juga meminta pendapat mereka tentang figur yang layak menjabat sebagai Menkominfo untuk melakukan tata kelola TIK, menciptakan ekosistem digital yang sehat, dan memberikan kesejahteraan kepada masyarakat.

Pada kesempatan ini, kami bertanya kepada 10 narasumber yang terdiri dari para penyedia data center, pendiri perusahaan rintisan (startup) berbasis digital, akademisi, jurnalis, blogger, hingga aktivis di bidang TIK.

Ada narasumber yang berharap Menkominfo baru fokus pada infrastruktur, regulasi, hingga mengembangkan industri TIK dalam negeri agar tak bergantung pada produk TIK asing. Menariknya, ada pula yang berpendapat agar kementerian ini tak lagi urus penyiaran, media massa, dan publikasi, sehingga kementerian fokus pada TIK serta aplikasinya. Berikut pendapat mereka:

Berikut adalah pendapat narasumber dari kalangan perusahaan rintisan digital dan investornya yang kami hubungi:

William Tanuwijaya
(CEO Tokopedia.com)

Masalah TIK terbesar yang perlu segera diatasi
Pertama soal infrastruktur. Contoh pemerintah Korea saat menyongsong Piala Dunia 2002 yang diadakan di Jepang & Korea Selatan (Korsel), mereka fokus untuk membangun infrastruktur internet. Dan, hasilnya bukan hanya untuk keberhasilan Piala Dunia 2002 saja, Korsel tumbuh menjadi negara dengan infrastruktur internet yang terbaik di dunia, dan industri internet nya menjadi tuan rumah di negara sendiri.

Bahkan untuk industri game online mereka menjadi salah satu produser game online dengan kualitas terbaik di dunia, baik untuk desktop maupun mobile. Akhir-akhir ini Line yang merupakan produk Naver Jepang (yang mana Naver adalah perusahaan internet asal Korsel), dan KakaoTalk bahkan bersaing secara global dan menjadi salah satu chat platform dan sosial media berbasis mobile yang paling kompetitif.

Kedua soal pengembangan SDM. Masalah terbesar Indonesia dalam menghasilkan tech startup yang mampu berkompetisi itu sebenarnya bukan sekadar di masalah akses ke pendanaan. Namun di masalah talenta. Minimnya success story, membuat terbatasnya akses ke business leader, dan SDM yang mampu membawa sebuah perusahaan tech startup berhasil. Padahal modal sebuah tech startup yang paling utama ada di manusianya.

Kementerian harus memikirkan bagaimana cara mendorong proses transfer know how dan peningkatan kualitas talent pool di Indonesia, sehingga beberapa tahun ke depan talenta terbaik Indonesia tidak lagi berpikir atau bermimpi untuk bekerja di Silicon Valley tapi bermimpi untuk membangun "Silicon Valley" di Indonesia.

Kriteria apa yang harus dimiliki Menkominfo
Visi besar! Seorang visioner.

Ambil contoh Tiongkok, di mana mereka menyadari kelemahan SDM-nya di awal, dan melakukan insentif yang mendorong investasi masuk ke Tiongkok, sehingga tech startup disana dapat menggunakan pendanaan yang masuk untuk membangun talenta terbaik dan transfer know how dari negara yang sudah lebih maju sisi kualitas SDM-nya.

Atau Korsel, yang fokus membangun infrastruktur terlebih dahulu. Dua contoh ini hanya bisa dilakukan oleh seorang yang mampu melihat jauh ke depan.

Siapa tokoh yang kira-kira bisa menjalankan amanat TIK di Indonesia?
Untuk ini sayangnya saya tidak ada stok nama.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com