Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Tips Musik Digital dari Eka Gustiwana

Kompas.com - 28/08/2014, 10:05 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Eka Gustiwana mengerjakan proyek audio di studio musik sekaligus kediamannya di Jakarta, Senin (25/8/2014)

KOMPAS.com - Jaringan internet memberikan medium baru bagi pemusik untuk menyalurkan karya-karyanya, termasuk Eka Gustiwana, penggubah lagu di belakang video speech composing Arya Wiguna, Syahrini dan lain-lain yang populer di YouTube itu.

Medium-medium online disebutnya mempermudah pekerjaan sebagai pencipta musik yang mengandalkan aneka instrumen digital dan komputer. Eka pun berbagi tips untuk para pemula yang sedang mencoba merambah ranah musik, terutama lewat pemanfaatan media internet.

Berikut ini rangkumannya, dari hasil wawancara KompasTekno dengan Eka di studio musiknya di Jakarta, Senin (25/8/2014) kemarin.

Tips 1: Jangan malu

Kadang seseorang merasa tidak percaya diri mengunggah karya yang dibuatnya. Ini menurut Eka merupakan tantangan yang pertama kali harus diatasi.

"Malu itu tidak ada obatnya, kamu harus sembuh saat ini juga dan mulai upload," kata Eka. Dia menyebutkan media-media semacam  Facebook, SoundCloud, dan YouTube yang bisa digunakan untuk memajang karya dan menuai respons dari pengguna internet lain.

Respon ini pun, baik bersifat positif atau negatif, bisa menjadi input yang berharga buat si pemilik karya. Sebuah karya yang bagus, menurut Eka, akan populer dengan sendirinya. Yang mendapat sambutan kurang baik pun selalu dapat manjadi bahan pembelajaran.

Eka sendiri tidak begitu saja berkiprah menjadi komposer lagu. Pada masa-masa awalnya dulu, Eka mengaku sering bekerja "gratisan" alias tanpa bayaran demi membangun reputasi dan mendapat pengalaman.

"Saya kebetulan tak ada latar belakang sarjana musik, tapi buktinya saya bisa. Intinya jangan berkecil hati karena selalu ada jalan," ujar Eka.

Tips 2: Harus konsisten

Setiap ada musisi pemula yang bertanya tentang karir kepadanya, Eka selalu berpesan agar menjaga konsistensi sebagai pemusik, meskipun sedang berada dalam keadaan tersulit sekalipun.

"Pada saat 'grafik' menyentuh titik terendah inilah, banyak  yang memutuskan untuk beralih, ada juga yang bertahan. Kalau berhasil melewati titik ini, biasanya 'grafik' karir itu akan kembali baik dan menjadi lebih baik dari sebelumnya," kata Eka mengibaratkan perjalanan karir seseorang.

Konsistensi ini, menurut Eka, penting agar orang lain mengetahui di mana letak fokus si pemusik. "Seandainya saya dulu tidak konsisten, mungkin orang akan bingung ketika ditanya Eka itu siapa. Apakah si Eka yang menjual bakmi, bisnis MLM, atau apa? Di sini lah letak perlunya konsistensi."

Konsistensi erat hubungannya dengan sikap pantang menyerah. Eka mengatakan bahwa seseorang harus melewati masa-masa ketika ia tidak dikenal sama sekali. "Saya pun juga memulai dari nol," kata Eka yang konsistensinya kini berbuah banjir proyek audio dari klien, mulai dari membuat jingle hingga mencipta lagu.

Daftar klien Eka mencakup perusahaan-perusahaan perbankan, rumah sakit, hingga semua stasiun televisi nasional Indonesia. "Jujur saja, saat ini pun saya masih berjuang dan belum menganggap diri sukses," ujar dia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com