Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pegawai Twitter Indonesia Harus Lebih dari "Pintar"

Kompas.com - 19/10/2014, 18:40 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Sebuah poster bergambar logo Twitter menghiasi gedung bursa saham New York Stock Exchange (NYSE) sebelum Twitter menjual saham perdananya ke publik, Kamis (7/11/2013).

SAN FRANCISCO, KOMPAS.com - Twitter berencana membuka kantor di Jakarta, ibukota Indonesia, di mana terdapat lebih dari 30 juta pengguna layanan micro-blogging tersebut. Kantor Twitter di Jakarta dijadwalkan terwujud dalam waktu tiga hingga enam bulan ke depan.

CEO Twitter Dick Costolo mengatakan bahwa masuknya Twitter ke Indonesia bakal disertai investasi yang besar. Dia pun berencana mempekerjakan sejumlah profesional untuk membantu mengembangkan bisnis.

"Kita akan merekrut tim komunikasi, media, pengembangan usaha, tim marketing rekanan, dan tim sales," kata Costolo kepada wartawan Kompas TV, Timothy Marbun yang mengunjunginya di kantor pusat Twitter di San Francisco, AS, Kamis (9/10/2014).

"Jadi saat kami melakukan investasi di Indonesia kami akan benar-benar mengerahkan upaya yang besar," imbuhnya.

Mengenai profil profesional yang akan direkrut, Costolo mengatakan bahwa pihaknya bakal melakukan proses seleksi ketat, seperti yang dialaminya sendiri ketika pertama kali bergabung dengan Twitter, 2009 lalu.

"Pintar saja tidak cukup. Ini tentang kemampuan dan skill, dan seperti apakah kepribadian Anda," ujar Costolo. "Jadi bagi tim sales, kami inginkan orang-orang yang mampu berinteraksi dan mengerti pasar, maupun bisnis pelanggan, dan bukan hanya memaksa penjualan iklan Twitter saja."

Di Indonesia, Costolo mengatakan bahwa Twitter ingin merangkul sejumlah rekanan untuk pengembangan bisnis, terutama televisi. Dia menjelaskan bahwa media sosial miliknya bisa bersinergi dengan program televisi, di mana pemirsa kerap membahas tontonan di Twitter. "Inilah rekanan utama yang ingin kami capai," katanya.

Costolo juga menjelaskan bahwa pihaknya siap mematuhi undang-undang yang berlaku di Indonesia.

"Kami juga sadar bahwa kami harus tunduk pada undang-undang dan norma budaya di negera tempat kami beroperasi. Jadi kami akan selalu bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat," kata Costolo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com