Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Inovasi Sudah Basi?

Kompas.com - 03/11/2014, 15:06 WIB
Penulis: Donald Farmer

KOMPAS.com - Kata “inovasi” sedang berdengung di dunia bisnis saat ini. Setiap startup mengaku inovatif, dan para penulis, akademisi dan pemimpin industri mendiskusikan perlunya sebuah “budaya inovasi” dalam jurnal, berita, dan bahkan majalah penerbangan.

Sebagai VP Inovasi dan Design di Qlik, apakah saya seharusnya khawatir, jangan-jangan konsep ini sudah basi?

Sesungguhnya, yang saya khawatirkan adalah sedikitnya inovasi yang mendalam. Yang saya lihat adalah banyak perusahaan yang sebenarnya hanya menjual temuan yang lebih baik.

Inovasi atau Penemuan?

Apa bedanya? Inovasi membutuhkan pemahaman baru yang radikal terhadap beberapa pertanyaan dasar dari pekerjaan Anda.

Ketika team James Dyson merancang sebuah kipas angin baru, mereka tidak memperbaiki desain bilah-bilahnya; mereka menciptakan cara baru untuk menggerakkan angin tanpa bilah sama sekali.

Dengan begitu, mereka menjungkirbalikkan pemahaman paling mendasar kita tentang sebuah kipas angin.

Sebelum itu, kipas angin bertahan selama ribuan tahun sejak seorang penghuni goa pertama kalinya mengibaskan angin dengan daun. Kipas angin tanpa bilah dari Dyson adalah revolusioner.

Di sisi lain, penemuan bertahap hanya memperluas apa yang sudah kita ketahui. Anda punya mesin pemotong rumput? Dan vacuum kebun yang terpisah? Gabungkan keduanya dan ciptakan sebuah mower-vac.

Saya tidak menyangkal betapa cerdas pemikiran desainnya, tetapi saya tidak melihat inovasi yang kuat di sana.

Keragaman adalah kekuatan

Menata kembali prinsip-prinsip dasar memang tidak mudah dilakukan. Akan tetapi Anda bisa mengambil langkah untuk mendorong “budaya inovasi” yang sulit dipahami itu.

Pertama, mari kita sendiri menjadi sedikit inovatif dan menanyakan usaha menciptakan budaya perusahaan. Sebuah gaya organisasi yang tunggal dan seragam biasanya jarang transformational.

Anda perlu budaya yang beragam, dengan berbagai bentuk tempat pertemuan, yang mempertemukan orang-orang dengan latar belakang, bias dan konsep awal yang berbeda-beda. Keragaman tidak hanya untuk tujuan politis; tetapi juga memberikan keuntungan untuk riset dan pengembangan.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com