Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkominfo Belum Mau E-Commerce Banyak Aturan

Kompas.com - 27/11/2014, 16:44 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengaku saat ini tidak ingin membatasi industri e-commerce dengan berbagai aturan. Menurutnya, ekosistem e-commerce di Indonesia lebih baik dibiarkan berkembang terlebih dahulu.

"Di berbagai negara, ada dua model e-commerce, satu yang dibiarkan berkembang baru diregulasi, dan satu lagi yang sudah diregulasi dari awal," ujar Rudiantara saat dijumpai KompasTekno setelah menghadiri gelaran Startup Asia di Jakarta, Kamis (27/11/2014).

"Kalau di Indonesia modelnya diregulasi dari awal, jelas (industrinya) akan mati," demikian imbuh Rudiantara.

Menurutnya, ekosistem e-commerce di Indonesia sebaiknya dibiarkan tumbuh terlebih dahulu, kemudian diatur dengan beberapa regulasi. "Biarin dulu lah, yang penting tidak anarkis, menyangkut SARA atau berbau politis, selama aman-aman saja ya biarin saja," kata Rudiantara.

"Kecuali Indonesia sudah bisa seperti Singapura, di sana ekosistemnya sudah bagus dan siap semua, baru bisa," imbuh Rudi.

Selain berbincang dengan beberapa pelaku startup, Menkominfo Kabinet Kerja itu juga mengaku sudah berbicara dengan para pelaku dan asosiasi e-commerce di Indonesia, seperti IDEA dan IDA. Saat ini, Rudiantara masih mempelajari apa saja yang dibutuhkan pelaku industri e-commerce di Indonesia.

"Saya sudah berbicara dengan mereka (pelaku e-commerce), mereka juga sudah bicara banyak, menjelaskan kesulitan-kesuitannya, masalahnya sekarang bagaimana men-deliver masalah-masalah tersebut," ujar Rudiantara.

Beberapa kesulitan yang ditangkap Rudiantara dari pemain e-commerce yang ingin masuk ke Indonesia antara lain seputar maslah fiskal dan kebijakan investasi.

Dikatakan Rudiantara, jika industri e-commerce digarap dengan baik, kegiatan ekonomi digital di masa mendatang bisa bergerak lebih cepat.

Pada tahun 2013 lalu, Rudiantara mengatakan industri e-commerce di Indonesia nilainya mencapai 8 miliar dollar AS, dan sepuluh tahun mendatang diperkirakan 20 persen uang yang berputar berasal dari digital economy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com