Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lulusan AS, Pulang Kampung Jadi Direktur?

Kompas.com - 07/01/2015, 10:08 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Presiden Direktur Microsoft Indonesia Andreas Diantoro

Wartawan KompasTekno, Oik Yusuf sempat berbincang dengan Andreas Diantoro, Presiden Direktur Microsoft Indonesia di kantornya yang berlokasi di gedung Bursa Efek Jakarta pada akhir Desember 2014.

Tulisan ini merupakan bagian ketiga dari seri tulisan hasil wawancara tersebut.

Simak juga tulisan sebelumnya:
Dari Tukang Angkut Sampah Jadi Presiden Direktur
Rindu Rumah Si Tukang Angkut Sampah

KOMPAS.com - Andreas Diantoro, Presiden Direktur Microsoft Indonesia, mengawali karirnya sambil mengenyam pendidikan di Amerika Serikat.

Pada 1993, ekonomi Indonesia disebut Andreas sedang mengalami booming. Dia pun memutuskan untuk pulang dan mencari penghidupan di kampung halaman.

Namun gelar master dari Amerika Serikat dan pengalaman bekerja di luar negeri sekalipun rupanya tak menjamin Andreas langsung mendapat posisi mentereng.

Ya, dia pun harus memulai dari bawah dengan menjadi penjual jasa asuransi dari Panin Life Insurance. Upahnya ketika itu Rp 750 ribu.

Dari sana Andreas melangkah ke anak perusahaan Singapore Airlines, baru kemudian kembali berkecimpung di ranah TI di perusahaan komputer Hewlett Packard (HP) setelah melalui proses seleksi 9 bulan lamanya.

Lelah Terbang

Andreas menghabiskan waktu 11 tahun berkiprah di HP. Pekerjaan yang mengharuskannya menjalani banyak peranan -mulai melayani pelanggan korporat, channel bisnis, hingga pemasaran- menempa dia menjadi seseorang yang paham berbagai macam hal dan seluk-beluk bisnis komputer.

Dari HP, Andreas melompat ke Dell sebagai Managing Director, memimpin bisnis di kawasan Asia Selatan. Dari kantornya di Jakarta, dia mengelola 23 negara yang menjadi tanggung jawabnya. Bepergian ke luar negeri menjadi hal yang sering dilakukan.

Lima tahun bekerja di Dell, Andreas mulai lelah dengan rutinitas yang menuntutnya terbang kesana-kemari. Memasuki tahun ke enam, dia pun mulai mempertimbangkan untuk berkonsentrasi di Indonesia dan membangun jaringan di Tanah Airnya sendiri.

Cocok dengan Microsoft

Pada 15 Februari 2012, Andreas resmi bergabung dengan Microsoft Indonesia sebagai Presiden Direktur. Dia memilih raksasa software itu sebagai tempat berlabuh lantaran merasa cocok dengan misi yang diusung oleh Microsoft.

"Tak seperti perusahaan besar lain dari luar negeri, Microsoft tidak hanya memandang Indonesia sebagai pasar yang luar biasa, tapi juga ikut membangun developer lokal," katanya.

Terlebih lagi, lanjut Andreas, Microsoft kini dipimpin oleh CEO baru bernama Satya Nadella yang tumbuh besar di Hyderabad, India, yang sama-sama merupakan negara berkembang seperti Indonesia.

Latar belakang pimpinannya ini, menurut Andreas, membuat Microsoft mampu memahami tantangan yang dihadapi masyarakat di wilayah-wilayah macam Indonesia dalam mengembangkan potensi diri.

Dia pun bercita-cita memberi sumbangsih pada Indonesia melalui tiga pilar yang dicanangkan oleh Microsoft, yakni transformasi edukasi, pengembangan kewirausahaan, dan kontribusi terhadap pemerintahan yang transparan.

Pengalamannya yang panjang menumbuhkan filosofi tersendiri bagi Andreas. Seperti apakah filosofi itu? Simak dalam tulisan penutup seri ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Internet
CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

e-Business
'Fanboy' Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

"Fanboy" Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

e-Business
WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

Software
Steam Gelar 'FPS Fest', Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Steam Gelar "FPS Fest", Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com