Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Filosofi Bambu Presiden Direktur Microsoft Indonesia

Kompas.com - 08/01/2015, 10:18 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Presiden Direktur Microsoft Indonesia Andreas Diantoro
Wartawan KompasTekno, Oik Yusuf sempat berbincang dengan Andreas Diantoro, Presiden Direktur Microsoft Indonesia di kantornya yang berlokasi di gedung Bursa Efek Jakarta pada akhir Desember 2014.

Tulisan ini merupakan bagian terakhir dari seri tulisan hasil wawancara tersebut.

Simak juga tulisan sebelumnya:
Dari Tukang Angkut Sampah Jadi Presiden Direktur
Rindu Rumah Si Tukang Angkut Sampah
Lulusan AS, Pulang Kampung Jadi Direktur?

KOMPAS.com - Ada satu hal yang sangat diingat oleh Andreas Diantoro, Presiden Direktur Microsoft Indonesia, dari ayahnya dulu. "Beliau suka sekali dengan pohon bambu, saya tak tahu mengapa," ujarnya.

Kebetulan, di rumah masa kecilnya memang ada pohon bambu. Andreas lalu bertanya mengenai bambu pada sang ayah, lantas dijawab.

"Kamu harus seperti pohon bambu, sebelum batang bambu pertama tumbuh, akarnya akan menggurita terlebih dahulu di dalam tanah, tapi tak terlihat," kata Andreas mengulangi ucapan ayahnya.

Filosofi ini bermakna membentuk landasan yang kuat sebelum mulai membangun sesuatu. Baru setelah itu, tunas bambu yang muncul akan tumbuh dengan cepat. Setelah di atas, daun-daun bambu senantiasa merunduk ke bawah.

"Artinya, kita harus sabar membangun pondasi yang kuat. Saat naik dengan cepat, jangan lupa tundukkan kepala, tidak boleh sombong," tutur Andreas.

"Selain itu, bambu dari akar sampai daun bisa dipakai semua, jadi orang harus banyak gunanya," ia menegaskan.

Diterapkan ke Keluarga

Petuah dari orangtua itu kini coba diterapkan oleh Andreas pada keluarganya. Dia sendiri sekarang telah menjadi seorang suami, juga ayah dari dua kakak beradik yang tengah beranjak remaja.

Mengikuti nasihat orang tuanya, Andreas sering mengingatkan para anak muda generasi baru agar bersabar dalam membangun karir dan jangan terlalu sering berpindah perusahaan hanya karena mengejar penghasilan yang lebih tinggi.

"Sabarlah, sabar, selama Anda belajar di organisasi Anda akan berkembang, jangan terlalu impatient. Kalau terlalu banyak pindah maka kans untuk menjadi top executive justru kecil. Jarang ada yang bisa naik dari middle management ke atas jika pondasinya tidak cukup," katanya memberi saran.

Kunci lain yang utama adalah integritas. Tanpa hygiene factor yang satu ini, lanjut Andreas, maka semua yang dikerjakan hanya bersifat semu dan tak berlangsung lama.

Andreas merujuk pada teori Frederick Herzberg tentang pekerjaan. Dalam teori yang kerap disebut two-factor theory itu, terdapat dua kelompok faktor yang bisa berpengaruh pada kepuasan kerja: motivator dan hygiene factor.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com