Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Kesan Tidak Adil, #ChapelHillShooting Mendunia

Kompas.com - 12/02/2015, 15:43 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

KOMPAS.com - Tagar (tanda pagar) #ChapelHillShooting menjadi Trending Topic Worldwide dan Indonesia di linimasa jejaring sosial Twitter pada Kamis (12/2/2015).

Menurut pantauan KompasTekno, tagar tersebut sudah muncul sejak Rabu (11/2/2015) atau Selasa (10/2/2015) malam waktu setempat, menyusul insiden penembakan tiga orang mahasiswa warga negara AS keturunan Arab oleh tetangganya sendiri di Chapel Hill, Carolina Utara, AS.

Penembakan tersebut menewaskan tiga orang dalam satu keluarga Muslim yang diketahui bernama bernama Deah Shaddy Barakat (23), Yusor Mohammad (21), dan Razan Mohammad Abu-Salla (19).

Ketiganya dilaporkan langsung tewas di tempat. Polisi menahan pria bernama Craig Stephen Hicks (46) yang diduga sebagai pelaku penembakan. Craig Hicks ditangkap atas tuduhan pembunuhan tingkat pertama terhadap tiga orang.

Dilansir The New York Times, keluarga korban penembakan mengatakan bahwa penembakan itu dilatarbelakangi oleh sentimen agama, sementara pihak polisi mengatakan penembakan terjadi karena pelaku dan korban berselisih soal lahan parkir di depan rumah.

Hashtag #ChapelHillShooting terus bertahan di peringkat teratas Trending Topic Worldwide dipicu dari kemarahan netizen terhadap analisis awal pihak kepolisian yang menganggap penembakan itu kasus biasa.

"Datang ke rumah ini dan menembak tiga orang tak bersalah di kepalanya, saya tidak mengerti orang macam apa itu," ujar Namee Barakat, ayah dari korban, Deah Shaddy Barakat.

Pihak kepolisian setempat mengatakan masih menyelidiki apakah benar ada motif kebencian terhadap suatu agama atau tidak dalam insiden penembakan itu.

Kejadian tersebut juga kemudian memicu perdebatan di jejaring sosial apakah benar ketiga mahasiswa itu ditembak karena latar belakang agama yang mereka peluk atau tidak.

Protes terhadap kepolisian yang menangani kasus tersebut pun dilontarkan di Twitter dengan menggunakan tagar #MuslimLivesMatter atau "nyawa seorang muslim juga berharga."

Tagar tersebut mengikuti pola tagar dari sidang kasus pembunuhan Trayvor Martin, ketika itu tagarnya berbunyi #BlackLivesMatter alias "nyawa seorang kulit hitam juga berharga".

Kepolisian Chapel Hill pun telah mencoba menurunkan ketegangan dengan memberikan pernyataan bahwa kejadian tersebut berlatar belakang soal parkir kendaraan, tanpa mengonfirmasi apakah korban benar ditembak di kepala atau tidak.

"Kami mengetahui ada desakan penembakan ini dilatarbelakangi oleh kebencian, kami akan memaksimalkan semua petunjuk untuk menentukan apakah memang benar," ujar Ripley Rand, pengacara publik di Carolina Utara.

Media sengaja menunda pemberitaan?

Selain motif penembakan, lambatnya kemunculan berita pembunuhan ini di media-media besar AS juga dipermasalahkan netizen. Para pengguna Twitter mencatat, berita besar ini baru diangkat sebuah media AS, 15 jam setelah kejadian.

Netizen mengganggap media-media besar di AS dengan sengaja menunda pemberitaan penembakan tiga mahasiswa muslim ini.

Selain soal waktu, netizen juga memprotes pemilihan kata-kata dalam berita yang telat muncul tersebut. Beberapa media online di AS, memilih menggunakan "Warga Carolina Utara" yang merujuk pada tersangka penembakan.

Netizen membandingkan dengan pemberitaan dengan insiden penembakan kantor redaksi Charlie Hebdo di Paris beberapa waktu lalu yang langsung menyebut pelaku dengan kata "teroris".

The New York Times melaporkan kemarahan pengguna Twitter atas insiden penembakan di Chapel Hill itu telah menyebar ke Eropa dan Asia pada Rabu (11/2/2015).

Warga muslim di Indonesia juga disebut The New York Times banyak yang membagi foto dan detail tentang korban penembakan melalui Twitter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com