Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apple Curi Ahli Baterai dari Samsung

Kompas.com - 24/02/2015, 11:42 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

KOMPAS.com - Apple dikabarkan tengah mendekati karyawan Samsung yang ahli dalam teknologi masa depan (next-generation), termasuk teknologi baterai untuk pengembangan mobil listriknya.

Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu pejabat Samsung kepada The Korea Times, Senin (23/2/2015) lalu. Menurut sumber yang tidak mau disebut namanya itu, Apple sedang giat memburu teknisi Samsung yang ahli di bidang manajemen pemrosesan sinyal dan visual.

Selain itu, insinyur-insinyur Samsung yang ahli dalam hal baterai juga banyak direkrut oleh Apple, karena produsen iPhone tersebut kini sedang berekspansi ke industri otomotif dengan membangun mobil listrik.

"Seiring dengan bisnis mobil listrik yang berkembang, Apple butuh paten dan ahli dalam hal teknologi baterai," ujar sumber dalam Samsung yang tidak mau disebut namanya itu.

Menurut sumber tersebut, meski sudah banyak merekrut ahli baterai dari Samsung, Apple masih mengirim staf perekrut karyawan khusus untuk membujuk sejumlah insinyur Samsung lainnya yang ahli dalam hal baterai.

Apple memang baru memiliki sedikit paten yang berkaitan dengan mobil listrik karena terlambat terjun ke dalam industri tersebut.

Di sisi lain, Samsung SDI merupakan salah satu pemasok baterai besar di dunia. Samsung SDI juga memasok produk-produknya untuk perusahaan otomotif besar seperti BMW.

Beberapa personel Samsung yang telah direkrut Apple kini dikabarkan mulai bekerja di markas Apple di San Jose, California. Selain memberikan gaji tahunan yang lebih tinggi, Apple juga disebut menawarkan sejumlah benefit yang kompetitif.

"Mantan karyawan Samsung yang direkrut Apple itu diberi kebebasan lebih dalam mengerjakan tugasnya, Apple memilih ahli Samsung karena mereka rajin, berorientasi pada tugas, dan siap menerima ilmu baru," ujarnya.

Selain karyawan Samsung, Apple juga telah membajak karyawan Tesla, produsen mobil listrik di AS. Mobil listrik Apple sendiri rencananya baru akan diproduksi masal pada 2020 mendatang, jika tidak menghadapi kendala dengan para investor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com