Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imes, Aplikasi Chatting yang Mengundang Tanya

Kompas.com - 01/03/2015, 10:45 WIB
Didit Putra Erlangga Rahardjo

Penulis

KOMPAS.com - "Saya tidak pernah mendengar nama Imes sebelumnya," Itulah perkataan Setya Novanto, Ketua DPR RI, sewaktu memberikan sambutan di acara peluncuran Imes, sebuah layanan percakapan yang dibuat oleh PT Gobsindo Utama berkantor di sebuah gedung di Jalan Jenderal Gatot Subroto Jakarta.

Saat itu Setya berbagi komentar singkatnya sewaktu diundang untuk menghadiri acara peluncuran yang dilangsungkan di ruang pertemuan hotel berbintang di Kawasan Niaga Sudirman hari Sabtu (28/2) ini.

Meski demikian, acara peluncuran tersebut terbilang mewah karena mampu menghadirkan Ketua DPR RI untuk memberikan sambutan di acara peluncuran aplikasi, begitu pula Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, Menteri Perindustrian Saleh Husin, dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.

Sang pembuat memanfaatkan jargon "karya anak bangsa" untuk memasarkan produk ini. Mereka bertekad menjadikan Imes sebagai standar layanan percakapan dari Indonesia layaknya WeChat yang jaya di Tiongkok, Line di Jepang, atau KakaoTalk di Korea.

Imes bukanlah satu-satunya layanan percakapan dari Indonesia, ada layanan bernama Catfiz Messenger yang dibuat oleh pengembang asal Surabaya dan kini sudah diunduh sebanyak 1 juta hingga 4 juta di Play Store.

Managing Director PT Gobsindo Utama Sonny J Tendean mengungkapkan harapan untuk meraup 60 juta pengguna dalam waktu empat tahun. Caranya dengan menawarkan fitur berbagi file berukuran besar yakni maksimal 250 megabit dan membuat grup beranggotakan 2.000 pengguna sekaligus.

Namun, bagaimana caranya memikat para pengguna yang sudah nyaman dengan ekosistem layanan percakapan yang sudah ada.

"Para pengguna bisa mendukung karya anak bangsa dengan menggunakan layanan percakapan ini," ujar Sonny tanpa mengungkap lebih detail caranya.

Bukan itu saja yang belum dijelaskan oleh Imes. Meskipun saat ini tersedia untuk sistem operasi Android saja, Imes tidak dapat ditemukan di Play Store tapi hanya bisa diunduh melalui situs resmi mereka yakni imesmessenger.com. Sonny beralasan, mereka menginginkan agar aplikasi tersebut digunakan oleh orang Indonesia saja sehinga dibagikan secara terbatas.

Alasan tersebut tentu juga mengundang tanya karena pengguna dari luar negeri pun bisa berkunjung ke situs resmi dan mengunduhnya sendiri. Aplikasi ini justru sulit ditemukan oleh pengguna bila tidak tercantum dalam Play Store atau pasar aplikasi lainnya.

Terdapat dua unit ponsel yang disediakan di bagian depan ruang menuju acara peluncuran Imes agar para tamu bisa mencoba-coba sendiri.

Sekilas dicoba, layanan ini mirip dengan layanan percakapan lain lengkap dengan sticker seperti di layanan percakapan kebanyakan, atau Blitz! layaknya Ping! dalam BBM.

Bagian pengaturan memberikan kontrol cukup mendetail bagi pengguna misalnya memastikan pengunduhan file berlangsung bila penerima mengizinkannya.

Pendaftaran Tidak Mudah?

Sayangnya pengalaman tersebut tidak bisa dirasakan di ponsel milik sendiri karena untuk mendaftar sebagai pengguna Imes tidaklah segampang layanan lain. Ada kelebihan karena Imes tidak mengharuskan pengguna memiliki nomor telepon tapi prosesnya ternyata tidak segampang yang diduga.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com