Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ISIS Pun Berseteru dengan Twitter

Kompas.com - 03/03/2015, 15:02 WIB
Deliusno

Penulis

KOMPAS.com — Para pendukung Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengancam akan membunuh karyawan dan juga petinggi Twitter, terutama pendiri perusahaan, Jack Dorsey.

Alasannya, perusahaan penyedia layanan linimasa ini dikatakan sudah mengganggu ISIS dengan cara menghapus ribuan akun milik kelompok militan tersebut.

Seperti dikutip KompasTekno dari The Guardian, Selasa (3/3/2015), ancaman dari pendukung ISIS diunggah ke situs berbagi foto JustPaste.it.

Dalam ancaman yang ditulis dalam bahasa Arab ini, pendukung ISIS menyatakan kepada Twitter bahwa "perang virtual (penghapusan akun) kepada kami (ISIS) akan menyebabkan perang nyata kepada Anda".

ISIS juga mengancam bahwa Jack Dorsey dan karyawan Twitter sudah menjadi target dari pendukung ISIS.

Dalam gambar ancaman tersebut, juga terlihat foto Dorsey dengan tanda target tepat di mukanya.

"Anda memulai perang yang gagal ini. Kami memberitahukan dari awal bahwa ini bukan perang Anda, tetapi Anda tidak mengerti dan tetap menutup akun di Twitter, tetapi kami akan tetap kembali," tulis pendukung Twitter.

Pihak Twitter sendiri sudah memberikan tanggapannya terhadap ancaman tersebut. Menurut perwakilannya, mereka akan segera melakukan penyidikan terhadap kebenaran surat ancaman tersebut terlebih dahulu.

"Tim keamanan kami sedang menyelidiki kebenaran dari ancaman ini dengan penegak hukum," kata perwakilan tersebut.

Twitter vs ISIS

Sebelumnya, tersebar kabar, Twitter telah memblokir hampir 800 akun yang telah dipastikan milik ISIS sejak musim gugur tahun lalu. Sumber lain mengungkapkan, jumlah akun yang diblokir sebenarnya sudah mencapai angka 18.000.

JM Berger, seorang ilmuwan dari Brookings Institution, yang melacak para militan di media sosial, mengatakan bahwa sekurangnya ada sekitar 45.000 akun Twitter yang digunakan oleh pendukung ISIS.

ISIS sendiri menggunakan Twitter dan beberapa layanan sosial media lainnya untuk menyebarkan propaganda dan perekrutan anggota baru. Penghapusan akun Twitter tersebut ditujukan untuk mencegah kedua hal itu tersebar secara lebih luas lagi.

Twitter, bersama dengan Facebook dan YouTube, beberapa waktu lalu memang telah memberlakukan aturan-aturan yang lebih ketat untuk mencegah pemasangan-pemasangan posting yang mendukung teroris.

Hal tersebut dipicu dari beredarnya video pemenggalan wartawan Amerika Serikat, James Foley.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com