Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geram, 10 Perusahaan Teknologi Ajukan 5 Tuntutan

Kompas.com - 27/03/2015, 11:14 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

KOMPAS.com - Menyusul beberapa peretasan di Amerika Serikat, pemerintah AS melancarkan pengawasan terhadap seluruh informasi warga negaranya di dunia maya. Hal ini agaknya membuat para raksasa teknologi di Silicon Valley geram. Pemerintah dianggap melanggar hak privasi warga negara dan mengekang kebebasan berekspresi di ranah maya.

Untuk itu, Google, Apple, Microsoft, Facebook, Twitter, dan beberapa perusahaan lainnya membentuk koalisi yang dinamai The Reform Government Surveillance (RGS) atau reformasi pengawasan pemerintah.

Dilansir KompasTekno, Kamis (26/3/2015) dari TheNextWeb, koalisi ini bertujuan mengakhiri upaya pemerintah, lewat Badan Keamanan Nasional (NSA), dalam memata-matai informasi para pengguna media sosial secara khusus dan internet secara umum. Setidaknya ada lima poin utama yang menjadi acuan pergerakan koalisi tersebut.

Pertama, RGS ingin otoritas pemerintah membatasi pengumpulan informasi pengguna media sosial.

Perusahaan menilai selama ini terlalu banyak informasi personal yang telah dihimpun pemerintah. Bisa saja informasi yang dihimpun merupakan sesuatu yang sangat privasi dan tak ada irisannya dengan kepentingan negara. Ini dinilai merugikan pengguna di ranah maya.

Kedua, pengkajian dan akuntabilitas yang lebih jelas.

Menurut RGS, agen intelijen selama ini mengumpulkan informasi tanpa ada prosedur yang jelas. Untuk apa informasi itu digunakan pun acap tak bisa dipertanggungjawabkan.

Ketiga, transparansi terkait tuntutan pemerintah.

RGS mengimbau pemerintah untuk membeberkan secara transparan ihwal cakupan pengawasan yang selama ini dilakukan. Harus ada persetujuan dari berbagai pihak yang berkepentingan untuk memata-matai kehidupan seseorang.

Keempat, menghormati kebebasan arus informasi.

RGS menegaskan agar pemerintah tak semena-mena dalam memerintahkan pemutusan informasi tertentu ke dalam dan luar wilayah AS. Pemerintah tak diperkenankan memutus akses perusahaan atau individu atas segala informasi yang ada di jagat maya.

Kelima, menghindari konflik antar-pemerintah.

Semua lembaga pemerintahan diusulkan membuat pakem yang jelas mengenai garis-garis dan batasan dalam proses pengawasan. Sehingga tak ada kerancuan dalam proses pengawasan yang lebih terstruktur dan tak merugikan pihak lain.

Koalisi ini diinisiasi oleh 10 raksasa teknologi terkemuka, yaitu Aol, Apple, Dropbox, Evernote, Facebook, Google, Linkedin, Microsoft, Twitter, dan Yahoo. Mereka juga merangkul beberapa lembaga, komunitas swadaya, dan asosiasi perdagangan.

Sebagai langkah awal, RGS telah menyurati Presiden AS Barrack Obama, Kepala Badan Intelijen James Clapper, dan kepala NSA Michael Rogers. Ke depannya, bakal ada rencana untuk turun ke jalan melakukan aksi dan kampanye penolakan implementasi program pengawasan pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Internet
CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

e-Business
'Fanboy' Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

"Fanboy" Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

e-Business
WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

Software
Steam Gelar 'FPS Fest', Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Steam Gelar "FPS Fest", Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com