Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Bukti Kopilot Germanwings Sengaja Tabrakkan Pesawat ke Gunung

Kompas.com - 27/03/2015, 13:33 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

KOMPAS.com — Berdasarkan data perekam suara kokpit atau cockpit voice recorder (CVR), jaksa penyidik di Marseille, Perancis, Brice Robin, mengatakan bahwa kopilot penerbangan Germanwings 4U9525 secara sengaja menabrakkan pesawat dengan 150 orang di dalamnya ke Pegunungan Alpen.

Hal itu juga diperkuat dengan bukti yang diungkap oleh Flightradar24, layanan online yang menunjukkan data penerbangan secara real time.

Menurut Flightradar24, data flight management computer (FMC) atau yang di dalam sistem Airbus disebut FMGS atau MCDU menunjukkan bahwa ketinggian jelajah telah diubah, atau, dengan cara lain, kopilot telah mengubah ketinggian melalui mode control panel (MCP), dari ketinggian 38.000 kaki, menjadi 13.000 kaki, kemudian 100 kaki.

Flightradar24
MCP data milik Germanwings 4U9525 yang dilansir oleh FLightradar24, Kamis (26/3/2015).
Perubahan input ketinggian itu mulai dilakukan pada pukul 09.30.52 Zulu (atau waktu UTC +0). Sistem autopilot saat itu masih mencatat ketinggian jelajah Germanwings 4U9525 di ketinggian 38.000 kaki dengan setting QNH (tekanan barometer) 1006,0 hPa.

Dua detik setelahnya, atau pukul 09.30.54 Zulu, sistem autopilot mencatat perubahan ketinggian menjadi 13.008 kaki. Satu detik setelahnya, pada pukul 09.30.55 Zulu, ketinggian jelajah di MCP/FMC diubah lagi menjadi sekitar 100 kaki, sementara ketinggian tanah di Pegunungan Alpen tersebut sekitar 6.000 kaki.

Dikutip KompasTekno dari BBC, Kamis (24/3/2015), perubahan input ketinggian terhadap sistem autopilot itu hanya bisa dilakukan secara manual. Artinya, seseorang yang saat itu berada di dalam kokpit secara sengaja mengubah ketinggian jelajah.

"Tindakan untuk mengubah ketinggian ini hanya bisa dilakukan secara sengaja," ujar Jaksa Robin.

Tidak ada yang bisa mencegah apa yang dilakukan kopilot Germanwings 4U9525 karena, seperti diberitakan sebelumnya, kopilot mengunci dirinya di dalam kokpit karena kapten pilot diketahui telah keluar.

"Kami mendengar suara kursi digeser ke belakang dan suara pintu (kokpit) ditutup," tutur Robin kepada para wartawan.

Kopilot menolak untuk membuka kembali pintu dan kemudian membawa pesawat menukik sebelum jatuh di Pegunungan Alpen.

Bagaimana cara mengubah ketinggian jelajah?

Dari keterangan Jaksa Robin dan data yang diungkap Flightradar24, bisa disimpulkan bahwa kopilot yang berada di dalam kokpit menjatuhkan pesawat secara sengaja dengan sistem autopilot, alih-alih dengan kendali manual mendorong kemudi ke depan untuk membuat hidung pesawat turun.

Kopilot yang berkewarganegaraan Jerman itu diduga memberikan input ketinggian jelajah yang lebih rendah dibanding lingkungan sekelilingnya.

Input tersebut bisa dilakukan dengan mengubah sistem ketinggian jelajah di FMC (atau MCDU di Airbus) atau melalui MCP, panel autopilot yang mengatur heading, kecepatan, vertical speed, serta altitude (ketinggian jelajah).

ist
Panel kokpit Airbus A320 Germanwings registrasi D-AIPX yang jatuh di pegunungan Alpen pada Selasa (24/3/2015) lalu. Dalam lingkaran merah adalah panel MCP (atas) dan dua di bawah adalah panel FMC/FMGS/MCDU dalam A320, kanan untuk kopilot, kiri untuk pilot.
Dalam pesawat komersial populer, baik Boeing maupun Airbus, panel FMC atau MCDU berada di sebelah sisi kanan bawah kapten pilot, atau sisi kiri bawah kopilot, dan berada di dekat lutut jika sedang duduk.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com