"Rencananya saya mau membantu IPMI untuk mengembangkan IRECONS atau IPMI Research and Consultation yang akan coba memahami pasar industri apapun menggunakan handphone dan seluler. Mudah-mudahan marketing jadi lebih tertata dan tidak hanya menggunakan insting," ujarnya usai RUPS tersebut.
Pria kelahiran Bukittinggi itu menjelaskan, lembaga yang dia maksud baru akan dibentuk melalui kerjasama dengan lembaga riset Mars Indonesia. Tujuannya adalah mengembangkan konsep analisis data berbasis pengguna seluler.
“Ini baru di Indonesia, kalau di Televisi itu sudah biasa ada rating di mana pengguna TV dipasang alat untuk mengetahui kebiasaanya. Kita rencananya mau kembangkan untuk pengguna seluler agar operator mendapatkan insight nantinya,” jelasnya.
"Kemudian saya akan lanjutkan mengajar, sudah tiga tahun ini saya mengajar di Universitas Indonesia (UI). Itu saja rencana saya ke depan," tutup Hasnul.
Selama ini, lulusan teknik elektro Institut Teknologi Bandung itu menghabiskan karirnya di industri telekomunikasi.
Pada 1981, usai kuliah, dia langsung bekerja di Schlumberger. Berselang dua tahun, pada 1983 pria ini mengawali karir industri telekomunikasinya di Indosat.
Hasnul meninggalkan operator yang identik dengan warna kuning itu pada 2006 dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Utama. Pada September tahun yang sama, pria ini masuk ke PT Excelcomindo Pratama (XL pada saat itu).
Prestasi Hasnul yang banyak dikenang selama di industri telekomunikasi adalah keberaniannya menurunkan tarif layanan suara dan SMS serta akuisi XL terhadap Axis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.