Seperti KompasTekno kutip dari Mashable, Rabu (15/4/2015), kisah ini bermula ketika Tigran Petrosian, seorang Grand Master asal Armenia, melaporkan Nigalidze kepada panitia pertandingan Dubai Open, kompetisi yang sedang dijalani kedua Grand Master tersebut.
Petrosian mengeluhkan, Nigalidze terlalu sering meminta izin untuk ke toilet. Tidak lama, diketahui juga bahwa Nigalidze selalu menggunakan bilik yang sama setiap kali ke kamar kecil. Setelah diselidiki, ditemukan sebuah iPhone yang diletakkan dalam tempat sampah di bilik tersebut.
Awalnya, Nigalidze menyanggah bahwa iPhone tersebut miliknya. Akan tetapi, pihak panitia menemukan kejanggalan baru, iPhone tersebut ternyata sedang login ke akun Facebook Nigalidze.
Selain itu, ditemukan sebuah aplikasi catur, memperlihatkan posisi bidak catur yang serupa dengan permainan berjalan saat itu. Tidak dijelaskan apa fungsi aplikasi tersebut. Tampaknya, aplikasi tersebut digunakan untuk memberikan saran langkah dari permainan.
Setelah ketahuan "mempercayakan" langkah buah catur pada iPhone, bagaimana dengan nasib Nigalidze? Saat ini kasus tersebut sedang ditangani oleh Federasi Catur Internasional. Jika terbukti bersalah, ia akan dilarang untuk mengikuti acara resmi catur selama tiga tahun mendatang.
Kasus yang dihadapi oleh Nigalidze sendiri bukan yang pertama untuk urusan kecurangan dengan memanfaatkan teknologi di Dubai Open. Di tahun 2008, seorang pecatur dari Iran dicekal setelah ketahuan menerima pesan SMS dari penonton yang menyaksikan pertandingan tersebut dari internet.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.