Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun Ini, Asia Jadi Primadona Pasar Ponsel Pintar

Kompas.com - 27/04/2015, 07:09 WIB
Laksono Hari Wiwoho

Penulis


ST JULIANS, KOMPAS.com
- Kawasan Asia akan menjadi primadona pasar untuk penjualan smartphone merek apa pun hingga akhir tahun ini. Peningkatan kebutuhan akan perangkat mobile berkoneksi internet menjadi salah satu faktor tumbuhnya pasar tersebut.

Demikian kesimpulan riset yang disampaikan dalam IFA 2015 Global Press Conference di St. Julians, Malta, akhir pekan ini. Perusahaan riset GfK menyimpulkan bahwa ponsel pintar dan smartphone akan menjadi motor penggerak penjualan peranti elektronik selama tahun ini. Tidak seperti di Eropa, khususnya Rusia yang tengah mengalami krisis, negara-negara berkembang di Asia justru menunjukkan tren penjualan yang sangat positif pada segmen ponsel pintar.

Global Director Consumer Electronics GfK Juergen Boyny memaparkan, tahun lalu negara-negara di Asia secara keseluruhan menguasai 36 persen dari total pendapatan penjualan perangkat digital di dunia. Negara-negara kelas menengah, seperti Indonesia, Singapura, India, Korea, Malaysia, dan Filipina, secara total menyumbang 26 persen dari pendapatan di Asia itu.

Khusus pada tahun ini, pendapatan di negara-negara tersebut diperkirakan naik satu persen dari total penjualan dunia, berkebalikan dari Eropa yang diperkirakan akan mengalami penurunan pendapatan. Negara-negara maju Asia, seperti Tiongkok dan Jepang, kemungkinan akan mengalami stagnasi pada kisaran 10 persen. Secara global, volume penjualansmartphone diprediksi mengalami kenaikan sebesar 8 persen.

Asia Pasific Director Digital World GfK Retail & Technology Gerard Tan memaparkan, jumlah ponsel yang terjual di Asia pada 2014 mengalami kenaikan lebih dari 10 kali lipat dibandingkan 2010. Lima tahun lalu, jumlah penjualan smartphone mencapai 59 juta unit. Adapun tahun lalu, penjualan ponsel pintar bertambah 566 juta unit dengan nilai penjualan mencapai 144 miliar dollar AS. Peningkatan tajam terjadi pada segmen ponsel berlayar 4-5,5 inci.

Salah satu penyebabnya adalah pertambahan merek ponsel, dari 16 merek pada 2010 menjadi 90 merek pada tahun lalu. Selama empat tahun terakhir, ponsel buatan Tiongkok dan merek lokal semakin menggerus penetrasi merek-merek negara lain dan diprediksi akan mencaplok separuh pasar ponsel pintar di Asia.

GfK Distribusi penjualan peralatan elektronik dunia pada 2014 dan perkiraan pada 2015

Salah satu faktor paling penting yang memengaruhi kenaikan penjualan smartphone di Asia adalah kebutuhan akan konektivitas, terutama pada penduduk kelas menengah. Pertambahan populasi kelas menengah di Asia (berkisar 28 persen dari total populasi) diprediksi akan mendorong laju penjualan peranti mobile internet hingga beberapa tahun mendatang. Hal ini dipengaruhi oleh lima hal yang paling sering dilakukan pengguna ponsel pintar, yakni menelepon, berselancar internet, belanja online, mengisi waktu luang, dan mencari hiburan.

Secara keseluruhan, smartphone menguasai 40 persen penjualan perangkat elektronik tahun ini, naik 2 persen dari tahun lalu. Nasib sebaliknya terjadi pada penjualan kamera digital, di mana diperkirakan turun dari 21 persen pada tahun lalu menjadi 18 persen sepanjang 2015.

Yang juga menarik adalah pertumbuhan penjualan wearable device. Tren produksi jam tangan pintar, misalnya, membuat pertumbuhan penjualannya naik signifikan dari 4 persen pada 2014 menjadi 26 persen tahun ini. Tahun depan, pertumbuhannya diperkirakan melonjak lagi menjadi 46 persen. Peranti mobile penunjang kesehatan diperkirakan juga mengalami pertumbuhan yang hampir sama dengan smartwatch.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com